Senin, 21 September 2015

4 MANUSIA


SIAPA MEREKA ?
yah mereka 4 manusia tepatnya manusia manusia tangguh , kita di pertemukan di pendidikan guru sekolah dasar. akan saya kenalkan satu persatu manusia pertama namanya fajar awalia dia manusia paling muda tanggal lahirnya 18 desember 1997 pokoknya paling muda diantara kita ber empat , mungkin karena masih muda juga dia agak sensitif dalam hal yang membuat dia ganyaman. rumah nya di puri anggrek gatau blok berapa , yang jelas orang satu ini selalu ada dan mengerti saya .
manusia kedua namanya siti mujiawati dia manusia yang menurut saya pemikirannya dewasa tanggal lahirnya 06 september 1996, walaupun kaya anak smp , dia juga paling mengerti keadaan kita semua 4 manusia , rumahnya di damkar cilegon, 4 manusia sering kerumah mujhi didamkar , so pasti kalau pergi ke damkar harus punya jiwa petualang yang tinggi , hihi .. intinya manusia satu ini selalu ada dan selalu mengerti keadaan saya pokoknya the best friend .
manusia ketiga namannya ayu fergy lestarie dia manusia yang sejalan dan sepikiran dengan saya , kalau lagi ngobrol sama ayu ada saatnya bercanda dan ada saatnya serius , dia juga paling mengerti kita ber empat dan kita sering maen kerumahnya di ciekek pandeglang pokonya seru kalau udah dipandeglang. tanggal lahir ayu 25 november 1996 hihi sama kaya hari guru nasional .
dan terakhir kenalkan nama saya kholilatun hasanah , tapi semenjak masuk pgsd nama panggilan saya berubah jadi emak , yah emak mungkin muka saya yang terlalu boros , saya ini terkenal bapernya entah kenapa tapi emang iyah saya ini baper sangat , saya orangnya gampang marah , gampang tersinggung, gampang menyesal, saya juga orangnya males , bodoh , jelek , kayanya saya gapunya kelebihan dari 4 manusia lainnya . karena saya tau saya hanya manusia ga berguna sama sekali . tapi inilah saya , mereka mau menerima saya menjadi teman baik mereka ,, saya yakin mereka mau menerima kekurangan saya .
yah kita empat manusia yang tau kelebihan dan kekurangan masing masing . sampe lupa , tanggal lahir saya 18 07 1996 yah pada saat itu manusia yang tak diinginkan lahir , .. oke sekilas tentang 4 manusia ,,.. nanti saya akan ceritakan tentang 6 ranger yang mengerti 4 manusia . tunggu ceritanya dari 4 manusia dan ranger .

KEBAHASAAN



Definisi, Jenis dan Perbedaan dari Bunyi huruf Vokal & Konsonan - Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang apa bunyi huruf vokal itu? apa defenisi dari huruf vokal? ada berapa jenis huruf vokal itu?. Bagaimana dengan huruf konsonan? definisi dan macam macam dari huruf konsonan? lalu apa perbedaan huruf vokal dengan huruf konsonan? jawabannya akan kita temukan dalam artikel kita kali ini.. jadi pastikan teman teman tidak tertidur ya ^_^.


Perbedaan bunyi Huruf Vokal dengan bunyi Huruf Konsonan ( Definisi )

Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semivokal. Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara.

Singkatnya:
Definisi Bunyi Huruf Vokal
Bunyi Huruf Vokal adalah Bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara , Hambatan hanya terdapat pada pita suara , Tidak terdapat artikulasi , Semua vokal dihasilkan dengan bergetarnya pita suara , Dengan demikian semua vokal adalah bunyi suara.

Definisi Bunyi Huruf Konsonan
Bunyi Huruf Konsonan adalah Bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, Terdapat artikulasi , Konsonan bersuara adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara , Konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang dihasilkan tanpa bergetarnya pita suara.
http://2.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gbbbDEvlI/AAAAAAAAAYg/u0MTW2GYOqM/s320/perbedaan.JPG


Macam macam Bunyi Huruf Vokal & ( Definisinya )

Bunyi vokal dibedakan berdasarkan posisi tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Dengan demikian, bunyi vokal tidak dibedakan berdasarkan posisi artikulatornya karena pada bunyi vokal tidak terdapat artikulasi. Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal sebagai berikut :

1. Vokal berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.

Vokal Tinggi = [ i ], [ I ], [ u ], [ U ]
Vokal Madya = [ e ], [
�� ], [ e ], [ o ], [ c ]
Vokal Rendah = [ a ]
http://2.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gbsHgwHeI/AAAAAAAAAYk/GaJ3RshOQ28/s320/vokal1.JPG


2. Vokal berdasarkan bagian lidah (depan, tengah, belakang) yang bergerak (gerak naik turunnya lidah).

Vokal Depan = [ i ], [ I ], [ e ], [
�� ], [ a ]
Vokal Tengah = [ a ]
Vokal Belakang = [ o ], [ c ], [ u ], [ U ]
http://3.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gb0S7Hu_I/AAAAAAAAAYo/u0IUCekcD4U/s320/vokal2.JPG


3. Vokal berdasarkan posisi strukturnya

Struktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat membentuk bunyi bahasa.

Dalam bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut strukturnya, vokal dapat dibedakan seperti uraian berikut.
a. Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara lain [ i ], [ u ].
b. Vokal semitertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semitertutup antara lain [ e ], [ o ], [ I ], [ U ].
c. Vokal semiterbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semiterbuka antara lain [ a ], [
�� ], [ c ].
d. Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [ a ].

4. Vokal berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.

Vokal tidak bulat/unrounded vowels (bibir tidak bulat dan terbentang lebar) = [ i ], [ I ], [ e ], [
�� ], [ e ]
Vokal netral/neutral vowels (bibir tidak bulat dan tidak terbentang lebar) = [ a ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Terbuka bulat = [ c ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Tertutup bulat = [ o ], [ u ], [ U ]
http://3.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gb7ZbAkQI/AAAAAAAAAYs/R9b4cvl8OZo/s320/vokal3.JPG


http://3.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gcB0vn5EI/AAAAAAAAAYw/OxGI9eeFpOo/s320/bibir.JPG


Bunyi vokal dapat diucapkan dengan memanjangkan atau memendekkan vokal tersebut. Pemanjangan dan pemendekan pengucapan vokal dapat mengubah maksud pembicaraan. Pemanjangan vokal diberi tanda [ . . . ] di atas bunyi yang dipanjangkan atau tanda [ . . . : ] di samping kanan bunyi yang dipanjangkan.

Contoh:
Frasa tatap muka [ t a t a p ] [ m u k a ] bila vokal [ u ] dilafalkan pendek maka akan bermakna bertemu . Namun, jika vokal [ u ] dilafalkan memanjang [ t a t a p ] [ m u : ] [ k a ] maka akan menimbulkan makna menatapmu dan bunyi [ k a ] seakan-akan menghilang.
Dalam kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal jarang ditemui. Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam dunia hiburan, seperti pada dagelan atau acara humor dan komedi.


Macam macam Bunyi Huruf Konsonan & ( Definisinya )

Konsonan dibedakan menurut:
1. cara hambat (cara artikulasi) atau cara pengucapannya;
2. tempat hambat (tempat artikulasi);
3. hubungan posisional antara penghambat-penghambat atau hubungan antara artikulator pasif; dan
4. bergetar tidaknya pita suara.

Klasifikasi konsonan berdasarkan cara pengucapan atau cara artikulasi seperti uraian berikut.

1. Konsonan Hambat Letup (Stops, Plosives)
Konsonan hambat letup ialah konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara. Kemudian, hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba. Berdasarkan tempat artikulasi, konsonan hambat letup dibedakan seperti berikut.
a. Konsonan hambat letup bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Bunyi yang dihasilkan [ p, b ].
b. Konsonan hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ t, d ].
c. Konsonan hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya langitlangit keras (langit-langit atas). Bunyi yang dihasilkan [ t , d ]. [ t ] ditulis th sedangkan [ d ] ditulis dh.
d. Konsonan hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langitlangit keras. Bunyi yang dihasilkan [ c, j ].
e. Konsonan hambat letup dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langitlangit lunak (langit-langit bawah). Bunyi yang dihasilkan [ k, g ].
f. Konsonan hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat yang satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-langit lunak beserta anak tekak di tekan ke atas sehingga arus udara terhambat beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [ ? ].

2. Konsonan Nasal (Sengau)
Konsonan nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan nasal dibedakan sebagai berikut.
a. Konsonan nasal bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Nasal yang dihasilkan [ m ].
b. Konsonan nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Nasal yang dihasilkan ialah [ ñ ].
c. Konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Nasal yang dihasilkan ialah [ n ].
d. Konsonan nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Nasal yang diberikan [ h ].

3. Konsonan Paduan ( i tes)
Konsonan paduan adalah konsonan hambat jenis khusus. Tempat artikulasinya ialah ujung lidah dan gusi belakang. Bunyi yang dihasilkan [ts , d5]. Bunyi [ ts ] ditulis ch sedangkan bunyi [d5] ditulis dg.

4. Konsonan Sampingan ( te ls)
Konsonan sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping atau sebuah samping saja. Tempat artikulasinya ujung lidah dengan gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].

5. Konsonan Geseran atau Frikatif
Konsonan geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalan arus udara yang diembuskan dari paruparu, sehingga jalan udara terhalang dan keluar dengan bergeser. Menurut artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
a. Konsonan geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ f , v ].
b. Konsonan geseran lamino-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya daun lidah (lidah bagian samping) dan ujung lidah sedangkan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ s , z ].
c. Konsonan geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Bunyi yang dihasilkan [ x ].
d. Konsonan geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya sepasang pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang dihasilkan [ h ].

6. Konsonan Getar ( ills, i ts)
Konsonan getar ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat artikulasinya konsonan getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].

7. Semivokal
Bunyi semivokal termasuk konsonan. Hubungan antarpenghambat dalam mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang atau renggang lebar. Berdasarkan hambatannya, ada dua jenis semivokal sebagai berikut.
a. Semivokal bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [ w ].
b. Semivokal medio-palatal, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Bunyi yang dihasilkan [ y ].

Ingatlah!
Cara mengucapkan atau melafalkan bunyi dalam bahasa Indonesia dapat dituliskan dengan lambang fonetis.
http://4.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gcNgPPWWI/AAAAAAAAAY0/uvLRaHSMP1Q/s400/fonetis.JPG
http://3.bp.blogspot.com/_I3KiUE1bFlI/S7gcVnBxzSI/AAAAAAAAAY8/6lw97rBOr0Y/s320/fonetis2.JPG

Demikian artikel Definisi, Jenis dan Perbedaan dari Bunyi huruf Vokal & Konsonan - semoga apa yang baru saja kita pelajari dapat berguna untuk kita semua.


Bunyi bahasa merupakan bunyi, yang merupakan perwujudan dari setiap bahasa, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berperan di dalam bahasa. Bunyi bahasa adalah bunyi yang menjadi perhatian para ahli bahasa. Bunyi bahasa ini merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan. Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat, yaitu (1) sumber tenaga, (2) alat ucap penghasil getaran, dan (3) rongga pengubah getaran.
Beberapa konsep yang perlu diketahui adalah:
  1. Vokal dan konsonan
  2. Diftong dan gugus konsonan
  3. Fonem dan grafem
  4. Fonotaktik
Konsonan ialah bunyi yang dihasilkan dengan menyekat arus pernafasan menggunakan organ-organ pertuturan. Lawan bagi konsonan ialah vokal.
Dalam abjad Rumi, terdapat 21 huruf yang mewakili konsonan, iaitu B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, dan Z. Walau bagaimanapun, abjad Rumi tidak boleh mewakili segala konsonan-konsonan dalam semua bahasa pertuturan di dunia. Satu daripada piawaian yang diusahakan oleh para ahli linguistik untuk melambangkan semua bunyi pertuturan di dunia ialah Abjad Fonetik Antarabangsa. Contohnya, huruf θ digunakan untuk mewakili huruf sa (ث) dalam bahasa Arab
Perkataan consonant berasal dari kata dasar tak langsung Latin cōnsonant-, dari cōnsonāns (littera) "(huruf) berbunyi bersama", iaitu terjemahan pinjaman dari bahasa Yunani, iaitu σύμφωνον sýmphōnon.[1] Seperti yang pernah ditanggap oleh ilmuwan Plato,[2] sýmphōna merupakan konsonan hentian, dihuraikan sebagai "tidak boleh disebut bunyi vokal bersebelahan".[3] Justeru, istilah ini tidak meliputi konsonan malar yang boleh disebut tanpa vokal dalam sebilangan kecil bahasa, contohnya di akhir perkataan bottle dan button dalam bahasa Inggeris. (Huruf vokal terakhir e dan o dalam perkataan tersebut sekadar hasil ejaan; Plato memaksudkan sebutannya.)
Walau bagaimanapun, konsepsi konsonan asal Plato pun tidak memadai untuk menghuraikan bahasa manusia sejagat, kerana dalam sebilangan bahasa, misalnya bahasa-bahasa Salish, konsonan hentian juga disebut tanpa vokal bersebelahan, apatah lagi konsepsi konsonan masa kini tidak memerlukan penyebutan bersama vokal. Konsonan itu bererti bukan vokal dan tidak diikuti oleh mana-mana vokal.
Ciri-ciri konsonan
Setiap konsonan boleh dibezakan mengikut sifat:[4]
  • Cara artikulasi ialah cara konsonan dibunyikan, seperti sengau (melalui hidung), hentian (menghalang udara sepenuhnya), atau malaran tak bergeser (seakan-akan vokal).
  • Daerah artikulasi ialah anggota saluran suara yang berlakunya gangguan konsonan, yang mana terlibatnya organ-organ pertuturan, termasuk dwibibir (kedua-dua bibir), gusi (lidah menyentuh rabung gusi), dan velar (lidah menyentuh lelangit lembut). Selain itu, terdapat juga penyempitan di satu anggota serentak dengan gangguan di anggota lain, seperti pempalatalan atau pemfarinksan.
  • Pembunyian konsonan ialah cara pita suara bergetar ketika penyebutan. Apabila pita suara bergetar sepenuhnya, maka konsona itu bersuara; jika langsung tidak bergetar, maka konsonannya tak bersuara.
  • Masa mula suara (voice onset time) menandakan pemasaan pembunyian, seperti penghembusan.
  • Mekanisme arus udara ialah cara udara dikuasakan melalui saluran suara. Kebanyakan bahasa hanya ada konsonan egresif pulmonik yang menggerakan paru-paru dan diafragma, tetapi ejektif, klik dan implosif menggunakan mekanisme berbeza.
  • Kepanjangan ialah berapa lama gangguan konsonan itu. Contohnya, "massa" [masːa] berbanding dengan "masa" [masa]. Kebanyakan bahasa ada dua kepanjangan konsonan, iaitu "tunggal" dan "panjang" (atau geminat). Bahasa Estonia dan sesetengah bahasa-bahasa Sami pula ada tiga kepanjangan fonemik, iaitu: pendek, panjang, dan amat panjang, cuma perbezaan antara sederhana dan amat panjang merangkumi ciri-ciri suprasegmental.
Adakalanya, sesetengah pasangan konsonan tak bersuara-bersuara p::b, t::d dipanggil fortis dan lenis, tetapi sebenarnya dibezakan secara fonologi dan bukannya fonetik.

KLASIFIKASI BUNYI BAHASA. Vokal, konsonan, dan Semi-Vokal, Nasal dan Oral


KLASIFIKASI BUNYI BAHASA

1.      Vokal, konsonan, dan Semi-Vokal
Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas : vokal, konsonan, dan semi vokal. Pembedaannya bedasarakan pada ada tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara.
a.       Bunyi disebut vokal apabila terjadinya tidak ada hambatan (proses artikuliasi) pada alat bicara.
b.      Bunyi disebut konsonan apabila terjadinya dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi.
c.       Bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tetapi karena pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni, maka bunyi-bunyi itu disebut semi-vokal atau semi-konsonan.
2.      Nasal dan Oral
Bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi nasal (segau) dan oral. Pembedaan ini didasarkan pada keluarnya atau disertainya udara melalui rongga hidung.
a.       Apabila udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga hidung, dengan cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya, maka bunyi itu disebut bunyi nasal atau sengau.
b.      Apabila langit-langit lunak  beserta ujung anak tekak menaik menutupi rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongg mulut saja, maka bunyi yang dihasilkan disebut bunyi oral.
3.      Keras (Fortes) dan Lunak (Lenes)
Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi keras (fortes) dan lunak (Lenes). Perbedaan ini didasarakan pada ada tidaknya ketegangan kekuatan arus udara pada waktu bunyi itu diartikulasikan. Bunyi bahasa disebut keras bila pada waktu diartikulasiakan disertai ketegangan kekuatan arus udara. Jika tidak disertai ketegangan kekuatan arus udara disebut bunyi lunak.

4.      Bunyi Panjang dan Pendek
Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi panjang dan pendek. Perbedaan ini didasarakan pada lamanya bunyi itu diucapkan, atau lamanya bunyi itu diartikulasaikan.
5.      Bunyi Rangkap dan Tunggal
Bunhi dibedakan atas bunyi rangkap (padu, ganda) dan tunggal.
a.       Bunyi rangkap adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat dalam suatu suku kata.
b.      Jika terdapat dalam dua suku kata yang berbeda bukan bunyi rangkap melainkan bunyi tunggal saja.
Bunyi rangkap vokal disebut diftong, sedangkan bunyi tunggal vokal disebut monoftong. Ciri diftong ialah keadaan posisi lidah dalam mengucapkan bunyi vokal yang satu dengan yang lain salig berbeda. Diftong dibedakan atas diftong naik dan diftong turun.
6.      Bunyi Nyaring dan Tidak Nyaring
a.       Vokal
Bunyi dibedakan atas bunyi nyaring (lantang) dan tidak nyaring pada waktu terdengar oleh telinga. Jadi pembedaan bunyi berdasarkan derajat kenyaringan itu sebenarnya adalah tinjauan menurut aspek auditoris. Derajat kenyaringan itu sendriri ditentukan oleh luas sempitnya atau besar kecilnya resonansi pada waktu bunyi itu diucapkan. Makin luas resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu membentuk bunyi bahasa makin tinggi derajat kenyaringannya. Sebaliknya, semakin sempit ruang resonansinya makin rendah derajat kenyaringannya. Diantara vokal-vokal maka vokal yang paling tinggi justru derajat kenyaringan (kalantangan, sonorotas)-nya paling rendah. Karena ruang resonansinya pada waktu diucapkan paling sempit jika dibandingkan dengan muka lain. Semakin kebawah derajat kenyaringan untuk vokal itu berturut-turut dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi ialah : vokal tertutup, vokal semi tertutup (semi terbuka), vokal terbuka.
b.      Konsonan
Dibandingkan dengan vokal, bunyi-bunyi konsonan karena terbentuknya disertai dengan hambatan alat bicara pada saluran bicara sebagian ruang resonansi, maka derajat kenyaringannya lebih rendah. Konsonan letup tak bersuara adalah yang paling rendah sedangkan yang paling tinggi adalah konsonan geletar. Derajat kenyaringan untuk konsonan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi berturut-turut adalah sebagai berikut: konsonan letup tak bersuara, geseran tak bersuara, letup bersuara, geseran bersuara, nasal, sampingan, dan geletar.


7.      Bunyi dengan Arus Udara Egresif dan Bunyi dengan Arus In-gresif
Arah arus udara dalam pembentukan bunyi bahasa dapat dibedakan atas egresif dan in-gresif. Dalam kebanyakan bunyi bahasa, pembentukan bunyi itu dilaksanakan dengan arus udara keuar dari paru-paru, arus udara demikian disebut egresif. Namun, dalam bahasa-bahasa tertentu dapat juga bunyi itu terbentuk dengan arah udara masuk kedalam paru-paru, jika demikian arah udara itu disebut in-gresif. Arus udara egresif dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu egrsif pulmonik dan egresif glotalik. Begitu juga arus udara in-gresif dapatdibagi menjadi dua yaitu, in-gresif glotalik dan in-gresif velarik.
a.       Egresif pulmonik adalah bunyi yang terbentuk dengan arus udara egresif (keluar) dengan mekanisme pulmonik. Mekanisme udara pulmonik ialah udara dari paru-paru sebagai sumber utamanya dihembuskan keluar dengan cara mengecilkan ruangan paru-paru, otot perut dan rongga dada.
b.      Egresif glotalik adalah bunyi yang terbentuk dengan arus udara egresif (keluar) dengan mekanisme glotalik. Mekanisme glotalik terjadi dengan cara merapatkan pita-pita suara sehingga glotis dalam keadaan tertutup rapat sekali.
c.       Ingresif glotalik adalah bunyi bahasa yang terbentuk dengan arus udara ingresif (masuk) dengan mekanisme glotalik. Bunyi dengan arus udara ingresif mekanisme glotalik ini mungkin secara sempurna prosesnya sama dengan egresif glotalik diatas. Jadi, merapatkan pita-pita suara sehingga glotis tertutup rapat sekali.Hanya bersama-sama dengan itu rongga pangkal tenggorok yang disempitkan itu diturunkan tidak dinaikan, kemudian udara masuk.
d.      Ingresif velarik adalah bunyi bahasa yang terbentuk dengan arus udara ingresif (masuk) dengan mekanisme velarik.mekanisme udara velarik terjadi dengan menaikkan pangkal lidah ditempelkan pada langit-langit lunak. Bersama-sama dengan itu kedua bibir ditutup rapat kemudian ujung lidah dan kedua sisi lidah merapat pada gigi atau gusi dalam itu dilepaskan turun serta dikebelakangkan, bibir dibuka sehingga ada kerenggangan ruangan udara pada rongga mulut. Dengan demikian memungkinkan udara luar untuk mesuk.