“ Filsafat Pendidikan Pragmatisme “
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yang berarti
tindakan atau perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang
berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu
memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu, kebenaran sifatnya
menjadi relatif tidak mutlak. Dengan demikian patokan pragmatisme adalah
“manfaat bagi hidup praktis”. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal
saja hanya mambawa akibat praktis. Misalnya pengalaman pribadi dan mistis akan
dapat diterima asalkan itu semua bersifat praktis. Dengan demikian, filsafat
pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran
terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan
filsafat barat dalam sejarah. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan,
yang mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan
fakta-fakta individual, konkret dan terpisah satu sama lain.
Sedangkan menurut kamus ilmiah populer, pragmatisme
adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan
eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat-akibat
yang memuaskan. Dengan demikian, pragmatisme itu berarti ajaran yang
menekankanbahwa pemikiran itu menuruti tindakan.
Filsafat pendidikan Pragmatisme disebut juga sebagai
filsafat Amerika asli yang tumbuh sekitar abad ke 19 hingga awal 20. Namun
sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme inggris, yang berpendapat
bahwa manusia dapat mengetahui apa yang
manusia alami. William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah
realitas sebagaimana yang kita ketahui. Untuk mengukur kebenaran suatu konsep,
kita harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut.
Keseluruhan konsekuensi itulah yang merupakan pengertian konsep tersebut.
Pragmatisme dalam perkembangannya mengalami perbedaan
kesimpulan walaupun berangkat dari gagasan awal yang sama. Kendati demikian,
ada tiga patokan yang disetujui aliran pragmatisme, yaitu :
a. Menolak segala intelektualisme
b. Absolutisme
c. Meremehkan logika formal
Berbicara tentang aliran-aliran filsafat, pasti tidak
akan terlepas dari siapa saja pencetus atau ahli yang terkait didalamnya.
Berikut ini adalah para ahli filsafar dalam aliran Pragmatisme ini, yaitu
sebagai berikut :
a. William James
b. John Dewey
c. Charles Sanders Peirce
d. George Herbert Mead
a. Asal-usul
Asal-usul Filsafat Pendidikan Pragmatisme yang saya
ketahui adalah sebagai berikut :
Pragmatisme sebagai suatu gerakan
dalam filsafat yang lahir pada akhir abad ke-19 di Amerika. Karena itu sering
dikatakan bahwa pragmatisme merupakan sumbangan yang paling orisinal dari
pemikiran Amerika terhadap perkembangan filsafat dunia. Pragmatisme dalam
perkembangannya mengalami perbedaan kesimpulan walaupun berangkat dari gagasan
awal yang sama. Pragmatisme dilahirkan dengan tujuan untuk menjebatani kedua
kecenderungan berbeda yang ada pada saat itu yakni penantangan yang terjadi
antara “yang spekulatif” dan “yang praksis”. Tradisi pemikiran yang spekulatif
bersumber dari warisan filsafat rasionalistik Descartes dan berkembang melalui
idealisme kritis dari Kant, idealisme absolut Hegel serta sejumlah pemikir
rasionalistik lainnya. Warisan ini memberikan kepada rasio manusia kedudukan
yang terhormat karena memiliki kekuatan instrinsik yang besar. Warisan ini
pulalah yang telah mendorong para filsuf dan ilmuwan-ilmuwan membangun
teori-teori yang menggunakan daya nalar spekulatif rasio untuk mengerti dan
menjelaskan alam semesta. Akan tetapi dipihak lain ada juga warisan pemikiran
yang hanya begitu menekankan pentingnya pemikiran yang bersifat praksis semata
(empirisme). Bagi kelompok ini, kerja rasio tidak terlalu ditekankan sehingga
rasio kehilangan tempatnya. Rasio kehilangan kreativitasnya sebagai instrumen
khas manusiawi yang mampu membentuk pemikiran dan mengarahkan sejarah. Hasil
dari model pemikiran ini yakni munculnya ilmu-ilmu terapan termasuk didalamnya
yakni ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini mengungkapkan bahwa
secara filosofi, pragmatisme berusaha untuk menjebatani dua aliran filsafat
tradisional ini. Atas salah satu cara pragmatisme menyetujui apa yang menjadi
keunggulan dari empirisme.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam filsafat pendidikaan
pragmatisme ini ialah metode aktif, yaitu :
a. metode learning by doing (belajar
sambil bekerja)
b. metode pemecahan masalah (problem
solving method)
c. metode penyelidikan dan penemuan
(inquiri and discovery method)
Metode
tersebut membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat,
seorang pembimbing, berpandangan terbuka, antusias, kreatif, sadar
bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama dan bersungguh-sungguh agar
belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan cita-cita
yang diimpikan dapat tercapai.
c. Nilai
Nilai yang terkandung dalam filsafat pendidikan
pragmatisme ini kerap dianggap sebagai pendidikan yang mencanangkan nilai-nilai
demokrasi dalam ruang pembelajaran sekolah. Karena penddidikan bukan ruang yang
terpisah dari sosial, setiap orang dalam suatu masyarakat juga diberi kesempatan
untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan pendidikan yang ada.
Keputusan-keputusan tersebut kemudian mengalami evaluasi berdasarkan
situasi-situasi sosial yang ada. Pragmatisme mengemikakan pendangannya tentang
nilai, bahwa nilai itu relatif. Kaidah-kaidah moral dan etik tidak tetap
melainkan selalu berubah, seperti perubahan kebudayaan masyarakat dan
lingkungannya. Pragmatisme menyarankan untuk menguji kualitas nilai dengan cara
yang sama seperti kita menguji kebenaran pengetahuan dengan metode empiris.
Nilai maupun etis akan dilihat dari perbuatannya, bukan dari segi teorinya.
Jadi pendekatan terhadap nilai adalah cara empiris berdasarkan
pengalaman-pengalaman manusia, khususnya kehidupan sehari-hari . pragmatisme
tidak menaruh perhatian terhadap nilai-nilai yang tidak empiris, seperti nilai
supernatural, nilai universal, bahkan termasuk nilai-nilai agama.
Menurut pragmatisme, kita harus mempertimbangkan
perbuatan manusia dengan tidak memihak dan secara ilmiah memiliki nilai-nilai
yang tampaknya memungkinkan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
manusia. Nilai-nilai itu tidak akan dipaksakan dengan kekuatan apapun kepada
kita untuk diterimaanya. Nilai-nilai itu akan disetujui setelah diadakan
diskusi secara terbuka yang didasarkan atas bukti-bukti empiris dan objektif.
d. Manfaat
Manfaat Filsafat Pendidikan
Pragmatisme adalah sebagai berikut :
a. Dalam dunia pendidikan, aliran ini
berfungsi untuk memberikan pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup
sosial dan pribadi
b. Dari segi Kedudukan siswa, kedudukan
siswa dalam pendidikan pragmatisme merupakan suatu organisasi yang memiliki
kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh
c. Dari segi kurikulum, kurikulum
pendidikan pragmatis berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Demikian
pula minat dan kebutuhan siswa yang dibawa kesekolah dapat menentukan
kurikulum. Guru menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
tersebut.
d. Manfaat dari aliran ini juga kita
akan memperoleh kepraktisan dalam teori-teori yang terdapat dalam aliran ini
e. Tujuan pendidikan menurut
pragmatisme selalu bersifat temporer, dan tujuan merupakan alat untuk
bertindak. Jika suatu tujuan telah dicapai, maka hasil tujuan akan menjadi alat
untuk mencapai tujuan berikutnya, demikian seterusnya, karena pragmatisme tidak
mengenal tujuan akhir, dan yang ada adalah tujuan antara.
f. Menumbuhkan jiwa yang aktif dan
kreatif; membentuk jiwa yang bertanggung jawab; sosial; dan mengembangkan pola
pikir eksploratif yang mandiri kepada anak. Dengan tujuan tersebut pola
perkembangan anak akan berjalan sesuai dengan pilihan hidup yang telah
direncanakan.
g. Mendewasakan anak menjadi manusia
yang mandiri, bertanggung-jawab, dan dapat memecahkan persoalan hidupnya
sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar