Kamis, 08 Oktober 2015

KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
     Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menajdi lingkungan alam dan lingkungan sosial-budaya. Didalam lingkungan anak dapat memperoleh berbagai pengalaman, sehingga dimana lingkungan sekitar anak hidup akan turut mempengaruhi pribadinya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Sehubungan dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis bagaimana peranan lingkungan pendidikan dalam pembentukan kepribadian seorang anak melalui karya ilmiah yang berjudul : ”PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN dalam KEPRIBADIAN ANAK”.

1.2    Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas pada karya ilmiah ini adalah :
1.     Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kepribadian anak?
2.     Bagaimana usaha mengatasi pengaruh dari lingkungan terhadap kepribadian anak ?




1.3    Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui peran lingkungan dalam pembentukan kepibadian anak.
2.    Untuk mengetahui peran penting pendidikan dalam pembentukan kepribadian anak.

1.4    Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.    Manfaat bagi penulis dapat mengetahui secara detail tentang lingkungan pendidikan  dalam pembentukan kepribadian anak.
2.    Manfaat bagi pembaca dapat mengetahui sejauh mana peran penting lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak.

1.5    Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dalam masalah ini, dan melalui  kajian internet sebagai penunjang pemahaman yang memudahkan dalam penulisan karya ilmiah ini.
















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Anak
Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara laki-laki dan perempuan, atau disebut juga buah hati dari ibu dan ayah. Anak merupakan cikal bakal dari suatu generasi penerus perjuangan keluarga, bangsa dan negara. Semakin baik kepribadian anak maka akan semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1) usia bermain/ toddler (1-2,5), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah ( 5-11) hingga remaja. Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang setiap anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang ada sebagian yang cepat dan ada sebagian yang lambat. Demikian juga halnya perkembangan kognitif dan afektif mengalami perkembangan yang tidak sama.Adakalanya anak memiliki perkembangan kognitif yang lambat adapula yang cepat.
2.2  Pengertian Kepribadian
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan. Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak prilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyusuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi indivdu lain. 
2.3 Macam-macam Kepribadian
Kepribadian anak memiliki berbagai macam jenis, untuk mengetahui berbagai macam jenis atau karakter seorang anak maka kita harus mengetahui jenis-jenis tersebut agar dapat membedakan karakter-karakter anak.
Berdasarkan teori Jung dari jurnalnya “Psychological Types”kepribadian seseorang dibagi menjadi tiga tipe yaitu :
A.     Ekstrovert
Extrovertadalah orang yang berpikirmengenaihal-halsecara objektif dan luas, berikut adalah ciri-ciri anak bersifat ekstrovert :
1.       Tertarik dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.
2.       Terbuka dan seringkali banyak bicara.
3.       Membandingakan pendapatnya dengan pendapat orang lain.
4.       Banyak beraksi dan berinisiatif.
5.       Mudah mendapat teman atau beradaptasi dalam grup baru.
6.       Mengatakan apa yang mereka pikirkan.
7.       Tertarik dengan orang-orang baru.
8.       Mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak diinginkannya.
Di dunia luar mungkin seseorang yang memiliki kepribadianextrovert akan lebih bisa menguasai panggung dibanding seseorang yang memiliki kepribadianintrovert, dengan karakternya yang mudah bersosialisasi mereka dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, pengajar yang menyenangkan, dan kegiatan komunikatif lainnnya.[1]
B.     Introvert
Introvert adalah orang yang lebih berpikir ke arah atau subjektif atau dirinya sendiri, berikut adalah ciri-ciri anak bersifat introvert :
1.     Tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri.
2.     Tampil dengan muka pendiam dan tampak penuh pemikiran.
3.     Biasanya tidak mempunyai banyak teman.
4.     Sulit membuat hubungan baru.
5.     Menyukai konsentrasi dan kesunyian.
6.     Tidak suka dengan kunjungan yang tidak diharapkan dan tidak suka mengunjungi orang lain.
7.     Bekerja baik dengan sendirian.
     Karakter introvert bukan berarti karakter dengan pemikiran tertutup, memang itu disebabkan karena tipe introvert terlihat kurang expresif di dunia luar. Sebagian dari para inrovert menyukai pembicaraan yang bersifat diskusi atau bahasan-bahasan yang dapat memicu pengembangan dalam pikirannya. Dalam situasi seperti ini bisa saja seorang introvert bersikap lebih aktif dan expresif dibanding extrovert. Sedangkan karakterintrovert lebih cocok dengan kegiatan yang bersifat individual seperti melukis, menulis buku, bermusik, program komputer, dan semacamnya[2]
  C.Ambivert
          Selain dua karakter yang disebutkan di atas juga ada karakter lain dalam pembedaan psikologi. Ambivert adalah tipe yang memiliki keseimbangan psikologi antara introvert dan ekstrovert. Tipe ambivert seperti ekstrovert, suka bersosialisasi dan berkumpul dengan banyak orang dan membicarakan banyak hal,di sisi lain mereka juga menyadari dan menjauh dari lingkungan, seperti introvert. Biasanya tipe ini yang menjadi penghubung antara tipe ekstrovert dan introvert. Tipe ambivert lebih cocok menjadi seorang psikologi[3].
Adapun macam-macam kepribadian menurut Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo padatahun 1950-an kepribadiam dibagi menjadi sembilan macam yang bisa disebut Enneagram. Enneagram berasal dari bahasa yunani ennea berarti sembilan dan grammos berarti sesuatu yang dikembangkan. Berikut macam-macam kepribadian berdasarkan Enneagram.
a.      Reformer / Perfeksionis
Seseorang yang rasional dan sangat idealis. Punya jiwa kuat dalam membedakan benar dan salah. Umumnya menjadi seorang guru, atau agen perubahan(agen reformasi). Ingin selalu memperbaiki yang salah. Tapi terkadang terlalu kritis dan terlalu perfeksionis.
b.      Giver / Helper
Seorang yang berjiwa merawat, peduli kepada sesamanya. Berhati lembut, tulus, dan empati kepada orang lain. Mau berkorban untuk orang lain. Suka membantu orang lain. Namun terkadang sentimentil (perasa). Terkadang punya masalah dalam hal menyampaikan kebutuhannya sendiri kepada orang lain.  Menuntut orang lain mengertinya kebutuhannya.
c.    Achlever/ Motivator/Performer
Seorang yang berorientasi pada prestasi. Energik, dan percaya diri. Memiliki ambisi untuk maju, terkadang terlalu berfikir tentang pandangan orang lain melainkan terhadap dirinya terkadang emosinya
d.    Romantic / Artist / Individualis
Seseorang yang sensitif dan introspektif (melihat diri sendiri). Kreatif, dapat mengekspresikan diri. Terkadang emosinya berubah-ubah(moody). Terlalu menarik diri dari pergaulan, kurang nyaman apabila bertemu dengan orang banyak. Terkadang menghasilkan diri sendiri.
e.    Observer / thinker/ investigator
Seseorang yang memiliki otak cerebral yang kuat. Punya rasa penasaran yang tinggi, ingin mengetahui sesuatu secara mendalam, mampu berkonsentrasi terhadap keahlian-keahlian yang rumit. Mandiri, inofatif dan punya kemampuan inventif (menemukan sesuatu), terkadang terlalu memisahkan diri apabila bertemu dengan orang lain.
f.        Loyalist / pessimist
Seseorang yang terlalu menekankan rasa aman. Punya komitmen, bertanggung jawab, dapat bekerja keras, sering meragukan diri sendiri, kurang yakin atau kurang percaya diri dan juga kurang bisa mengambil keputusan.
g.         Generalist / Optimist/ adventure
Seorang yang selalu sibuk. Punya sikap terbuka terhadap orang lain. Berjiwa spontan, bersemangat, selalu optimis dan yakin pada diri sendiri. Terkadang kurang disiplin mengerjakan satu hal, kurang fokus. Selain mencari pengalaman-pengalaman baru, kurang bisa bersabar.
h.      Challanger / leader.
Seorang yang dominan. Percaya diri, berjiwa melindungi, gaya bicara langsung pada intinya. Terkadang cenderung egois dan mendominasi, merasa dia harus mengendalikan lingkungan, dan orang-orang disekitarnya. Cenderung mudah marah (temperamantal).
i.        Peacemaker / mediator.
Seseorang yang easygoing. Bisa mempercayai orang lain, emosinya stabil, cukup kreatif dan optimis. Terkadang harus mengajak orang lain untuk berpergian dan untuk mencari rasa aman. Selalu menghindari konflik, tidak suka berselisih, namun terkadang bersikap keras kepala.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A.    Pengertian Lingkungan Pendidikan
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut. Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan disekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal. Pendidikan informal, formal, dan nonformal itu sering dipandang sebagai subsistem dari sistem pendidikan.(umar tirtarahardja 1990,).
Menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas kehidupannya sebagai manusia  tentu tidak bisa berlangsung begitu saja, akan tetapi butuh stimulus atau rangsangan dari luar dirinya. Stimulus itu bis datang dari lingkungan dimana dia berada, bisa memberikan stimulus dan pengaruh pada manusia inilah yang disebut istilah lingkungan pendidikan.


B.     Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya)utamanya berbagai sumber daya pendidikan yg tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif . seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan kosenkuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal dan dlam waktu serta dengan daya / dana yang seminimal mungkin dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama makin meningkat.
 3.2 LINGKUNGAN KELUARGA
A.    Pengertian lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama,oleh karena sejak timbulnya kemanusiaan hingga kini kehidupan keluarga selalu mempengengaruhi perembangan anak,baik fisik maupun akhlak serta kepribadiaan anak. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara,merawat melindungi dan mendidik anak dan berkembang dengan baik.
Bagi  seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat diman ia menjadi diri pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disampin itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap berbakti kepada tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, susasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan seseorang atau pendidikan individual atau pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja.peran orang tua dalam keluarga sebagai penunutun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.



B.      Tugas dan Tanggung jawab lingkungan keluarga
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan,seperti tolong menolong bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketetraman rumah tangga,dan sejenisnya.


Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi
1.   Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2.   Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
3.   Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara
4.   Memelihara dan membesarkan anaknya.
5.   Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi anak kelak.
“ Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga lain.”(amir daien indrakusuma,1973,)
C.     Fungsi lingkungan keluarga
Pendidikan keluarga ini berfungsi :
1.   Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2.   Menjamin kehidupan emisional anak
3.   Menanamkan dasar pendidikan moral
4.   Memberikan dasar pendidikan sosial
5.   Meletakan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak




3.3 LINGKUNGAN SEKOLAH
A.    Pengertian Lingkungan Sekolah
Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur,sistematis,bertingkat,dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.(mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi).
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang .untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah dikemukakan bahwa karena kemajuan jaman, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya itu.
Sekolah sebagai institusi resmi dibawah kelolaan pemerintah, menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, sistematis, oleh para pendidik profesional dengan program yang dituangkan kedalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan tertentu.

“Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut.
1.   Pendidikan diselenggarakan secara khusus
2.   Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3.   Waktu pendidikan relatif lama sesuai program pendidikan yang harus diselesaikan.
4.   Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5.   Adannya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.”(wens tanlain,dkk,1989)


B.     Tanggung Jawab Lingkungan sekolah
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas- asas tanggung jawab berikut.
a.       Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan- ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undang-undang pendidikan;UUSPN Nomor 20 Tahun 2003.
b.      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk,isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
C.     Peranan dan Fungsi Lingkungan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Peranan sekolah dalam pendidikan menurut suwarno (ramayulis,2002) adalah :
1.      Memberikan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan.
2.      Sosialisasi
Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat.
3.4 LINGKUNGAN MASYARAKAT
A.    Pengertian lingkungan masyarakat
      Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menepati suatu daerah,diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuain dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya(sutari imam bernadip,1986)
Masyarakat juga diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupansosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku, agma, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya). Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat.”(mohammad nor syam,1988)
kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari 3 segi, yakni :
a.       Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan
b.      Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif .
c.       Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.
B.     Fungsi dan peran lingkungan masyarakat
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya .
Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan
1.      Masyarakat berperan serta dalam mendirikan sekolah
2.      Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
3.      Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan .
4.      Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
5.      Masyarakatlah sebagai sumber pelajaran atau laboratorium untuk belajar .disamping buku-buku pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali, antara lain seperti aspek alami industri, perumahan, transportasi,dan sebagainya.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyrakat sangatlah besar terhadap pendidikan.







BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
          Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian anak. Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan lingkungan non sosial yaitu sarana dan prasarana.
Pengaruh lingkungan terhadap kepribadian tidak hanya dari lingkungan sosial tetapi dari lingkungan nonsosial yang membuat mental anak didik terarah dari pengaruh lingkungan nonsosial. Dan usaha yang di lakukan untuk mengatasi dampak negatif terhadap kepribadian anak yang bersumber dari keluarga, karena anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.
4.2 Saran
      Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan metode studi pustaka penuluis menyarankan untuk Pembaca Agar mempermudah keluarga untuk membentuk kepribadian anak sebaiknya keluarga mempunyai cara-cara tersendiri sebagai upaya membentuk kepribadian anak dengan baik seperti menggunakan kalimat yang positif untuk membangun harga diri anak, membangun emotional intelligence dengan menggunakan media musik, mendorong anak untuk membangun keterampilan berpikir, menghargai keunikan masing-masing anak, mengembangkan rasa percaya dirinya, memberi dorongan kepada hal-hal yang positif dan lain sebagainnya.  Hal-hal ini sangat bepengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak hal terkecil apapun yang kita lakukan walaupun terlihat sepele namun tetap dapat memepengaruhi sikap dan perilaku seorang anak maka dari itu sikap dan perilaku keluarga pun harus lebih baik lagi agar pembentukan kepribadian anak akan mendapatkan hasil yang sempurna.



DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar  ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Umar Tirtarahardja  & S.L La Sulo. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Fuad Ihsan. 2002. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
M, Taufik. 2013. Pengantar Pendidikan. Bandung : CV. Mujahid Press.





[1]http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/psikologi-pendidikan-anak
[2]http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/psikologi-pendidikan-anak
[3]http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/psikologi-pendidikan-anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar