BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan
secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Lingkungan
dibedakan menajdi lingkungan alam dan lingkungan sosial-budaya. Didalam
lingkungan anak dapat memperoleh berbagai pengalaman, sehingga dimana
lingkungan sekitar anak hidup akan turut mempengaruhi pribadinya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
Sehubungan dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk
meneliti dan menganalisis bagaimana
peranan lingkungan pendidikan dalam pembentukan kepribadian seorang anak melalui karya ilmiah yang berjudul : ”PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN dalam KEPRIBADIAN ANAK”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas pada karya ilmiah ini adalah :
1.
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kepribadian anak?
2. Bagaimana
usaha mengatasi pengaruh dari lingkungan terhadap kepribadian
anak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran lingkungan dalam
pembentukan kepibadian anak.
2. Untuk mengetahui peran penting pendidikan dalam
pembentukan kepribadian anak.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis dapat mengetahui secara
detail tentang lingkungan pendidikan
dalam pembentukan kepribadian anak.
2. Manfaat bagi pembaca dapat mengetahui sejauh
mana peran penting lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dalam masalah
ini, dan melalui kajian internet sebagai
penunjang pemahaman yang memudahkan dalam penulisan karya ilmiah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Anak
Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara laki-laki dan
perempuan, atau disebut juga buah hati dari ibu dan ayah. Anak merupakan cikal
bakal dari suatu generasi penerus perjuangan keluarga, bangsa dan negara.
Semakin baik kepribadian anak maka akan semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa.
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari
bayi (0-1) usia bermain/ toddler (1-2,5), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (
5-11) hingga remaja. Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain
mengingat latar belakang setiap anak berbeda.
Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang ada sebagian yang cepat dan ada
sebagian yang lambat. Demikian juga halnya perkembangan kognitif dan afektif
mengalami perkembangan yang tidak sama.Adakalanya anak memiliki perkembangan
kognitif yang lambat adapula yang cepat.
2.2 Pengertian Kepribadian
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan
berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan. Kepribadian juga
merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai
pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan
seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
meliputi segala corak prilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada
diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyusuaikan diri terhadap
rangsangan, sehingga tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional
yang khas bagi indivdu lain.
2.3 Macam-macam Kepribadian
Kepribadian anak memiliki berbagai macam jenis, untuk mengetahui berbagai
macam jenis atau karakter seorang anak maka kita harus mengetahui jenis-jenis
tersebut agar dapat membedakan karakter-karakter anak.
Berdasarkan teori Jung dari jurnalnya “Psychological Types”kepribadian seseorang dibagi menjadi tiga tipe
yaitu :
A. Ekstrovert
Extrovertadalah orang yang
berpikirmengenaihal-halsecara objektif dan luas, berikut adalah ciri-ciri anak
bersifat ekstrovert :
1.
Tertarik dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.
2.
Terbuka dan seringkali banyak bicara.
3.
Membandingakan pendapatnya dengan pendapat orang lain.
4.
Banyak beraksi dan berinisiatif.
5.
Mudah mendapat teman atau beradaptasi dalam grup baru.
6.
Mengatakan apa yang mereka pikirkan.
7.
Tertarik dengan orang-orang baru.
8.
Mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak diinginkannya.
Di dunia luar mungkin seseorang yang memiliki
kepribadianextrovert akan lebih bisa menguasai panggung dibanding
seseorang yang memiliki kepribadianintrovert, dengan karakternya yang
mudah bersosialisasi mereka dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, pengajar
yang menyenangkan, dan kegiatan komunikatif lainnnya.[1]
B.
Introvert
Introvert adalah orang
yang lebih berpikir ke arah atau subjektif atau dirinya sendiri, berikut adalah
ciri-ciri anak bersifat introvert :
1.
Tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri.
2.
Tampil dengan muka pendiam dan tampak penuh pemikiran.
3.
Biasanya tidak mempunyai banyak teman.
4.
Sulit membuat hubungan baru.
5.
Menyukai konsentrasi dan kesunyian.
6.
Tidak suka dengan kunjungan yang tidak diharapkan dan
tidak suka mengunjungi orang lain.
7.
Bekerja baik dengan sendirian.
Karakter introvert bukan berarti karakter dengan pemikiran
tertutup, memang itu disebabkan karena tipe introvert terlihat kurang
expresif di dunia luar. Sebagian dari
para inrovert menyukai pembicaraan yang bersifat diskusi atau
bahasan-bahasan yang dapat memicu pengembangan dalam pikirannya. Dalam
situasi seperti ini bisa saja seorang introvert bersikap lebih aktif dan
expresif dibanding extrovert. Sedangkan karakterintrovert lebih
cocok dengan kegiatan yang bersifat individual seperti melukis, menulis buku,
bermusik, program komputer, dan semacamnya[2]
C.Ambivert
Selain dua karakter yang disebutkan di atas juga ada karakter lain dalam pembedaan psikologi. Ambivert adalah tipe yang memiliki keseimbangan psikologi antara introvert dan ekstrovert. Tipe ambivert seperti ekstrovert, suka bersosialisasi dan berkumpul dengan banyak orang dan membicarakan banyak hal,di sisi lain mereka juga menyadari dan menjauh dari lingkungan, seperti introvert. Biasanya tipe ini yang menjadi penghubung antara tipe ekstrovert dan introvert. Tipe ambivert lebih cocok menjadi seorang psikologi[3].
Selain dua karakter yang disebutkan di atas juga ada karakter lain dalam pembedaan psikologi. Ambivert adalah tipe yang memiliki keseimbangan psikologi antara introvert dan ekstrovert. Tipe ambivert seperti ekstrovert, suka bersosialisasi dan berkumpul dengan banyak orang dan membicarakan banyak hal,di sisi lain mereka juga menyadari dan menjauh dari lingkungan, seperti introvert. Biasanya tipe ini yang menjadi penghubung antara tipe ekstrovert dan introvert. Tipe ambivert lebih cocok menjadi seorang psikologi[3].
Adapun macam-macam kepribadian menurut Oscar Ichazo dan
Claudio Naranjo padatahun 1950-an kepribadiam dibagi menjadi sembilan macam
yang bisa disebut Enneagram. Enneagram berasal dari bahasa yunani ennea berarti
sembilan dan grammos berarti sesuatu yang dikembangkan. Berikut macam-macam
kepribadian berdasarkan Enneagram.
a. Reformer / Perfeksionis
Seseorang yang rasional dan sangat idealis.
Punya jiwa kuat dalam membedakan benar dan salah. Umumnya menjadi seorang guru,
atau agen perubahan(agen reformasi). Ingin selalu memperbaiki yang salah. Tapi
terkadang terlalu kritis dan terlalu perfeksionis.
b. Giver / Helper
Seorang yang berjiwa merawat, peduli kepada
sesamanya. Berhati lembut, tulus, dan empati kepada orang lain. Mau berkorban
untuk orang lain. Suka membantu orang lain. Namun terkadang sentimentil
(perasa). Terkadang punya masalah dalam hal menyampaikan kebutuhannya sendiri
kepada orang lain. Menuntut orang lain
mengertinya kebutuhannya.
c. Achlever/ Motivator/Performer
Seorang yang berorientasi pada prestasi.
Energik, dan percaya diri. Memiliki ambisi untuk maju, terkadang terlalu
berfikir tentang pandangan orang lain melainkan terhadap dirinya terkadang
emosinya
d. Romantic / Artist / Individualis
Seseorang yang sensitif dan introspektif
(melihat diri sendiri). Kreatif, dapat mengekspresikan diri. Terkadang emosinya
berubah-ubah(moody). Terlalu menarik diri dari pergaulan, kurang nyaman apabila
bertemu dengan orang banyak. Terkadang menghasilkan diri sendiri.
e. Observer / thinker/ investigator
Seseorang yang memiliki otak cerebral yang
kuat. Punya rasa penasaran yang tinggi, ingin mengetahui sesuatu secara
mendalam, mampu berkonsentrasi terhadap keahlian-keahlian yang rumit. Mandiri,
inofatif dan punya kemampuan inventif (menemukan sesuatu), terkadang terlalu
memisahkan diri apabila bertemu dengan orang lain.
f.
Loyalist / pessimist
Seseorang yang terlalu menekankan rasa aman.
Punya komitmen, bertanggung jawab, dapat bekerja keras, sering meragukan diri
sendiri, kurang yakin atau kurang percaya diri dan juga kurang bisa mengambil
keputusan.
g.
Generalist / Optimist/
adventure
Seorang yang selalu sibuk. Punya sikap terbuka terhadap orang lain. Berjiwa
spontan, bersemangat, selalu optimis dan yakin pada diri sendiri. Terkadang
kurang disiplin mengerjakan satu hal, kurang fokus. Selain mencari
pengalaman-pengalaman baru, kurang bisa bersabar.
h.
Challanger / leader.
Seorang yang dominan. Percaya diri, berjiwa melindungi, gaya bicara
langsung pada intinya. Terkadang cenderung egois dan mendominasi, merasa dia
harus mengendalikan lingkungan, dan orang-orang disekitarnya. Cenderung mudah
marah (temperamantal).
i.
Peacemaker / mediator.
Seseorang yang easygoing. Bisa mempercayai orang lain, emosinya stabil,
cukup kreatif dan optimis. Terkadang harus mengajak orang lain untuk berpergian
dan untuk mencari rasa aman. Selalu menghindari konflik, tidak suka berselisih,
namun terkadang bersikap keras kepala.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
A. Pengertian
Lingkungan Pendidikan
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat
dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi
manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan. Dan
latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan,
khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah,
masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah
keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya
(yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga
masih tetap berlanjut. Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan
pendidikan pada ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering
dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non
formal. Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah
dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan disekolah
adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan
aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, serta
dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan nonformal.
Pendidikan informal, formal, dan nonformal itu sering dipandang sebagai
subsistem dari sistem pendidikan.(umar tirtarahardja 1990,).
Menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas
kehidupannya sebagai manusia tentu tidak
bisa berlangsung begitu saja, akan tetapi butuh stimulus atau rangsangan dari
luar dirinya. Stimulus itu bis datang dari lingkungan dimana dia berada, bisa
memberikan stimulus dan pengaruh pada manusia inilah yang disebut istilah
lingkungan pendidikan.
B. Fungsi
Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah
membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya
(fisik, sosial, dan budaya)utamanya berbagai sumber daya pendidikan yg
tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.Penataan lingkungan
pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang
efisien dan efektif . seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah
dengan kosenkuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan
menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha
sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar
dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal dan dlam waktu serta
dengan daya / dana yang seminimal mungkin dengan demikian diharapkan mutu
sumber daya manusia makin lama makin meningkat.
3.2 LINGKUNGAN
KELUARGA
A. Pengertian
lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga adalah pusat
pendidikan yang pertama dan utama,oleh karena sejak timbulnya kemanusiaan
hingga kini kehidupan keluarga selalu mempengengaruhi perembangan anak,baik
fisik maupun akhlak serta kepribadiaan anak. Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh
anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara,merawat melindungi dan mendidik anak dan berkembang dengan baik.
Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan
hidup pada lingkungan keluarga tempat diman ia menjadi diri pribadi atau diri
sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses
belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
Disampin itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap
berbakti kepada tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.
Menurut
Ki Hajar Dewantoro, susasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan seseorang atau pendidikan individual
atau pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan
wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh,
tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja.peran orang tua dalam keluarga
sebagai penunutun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.
B. Tugas dan Tanggung jawab lingkungan keluarga
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga
terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi
pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan,seperti tolong menolong
bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketetraman rumah
tangga,dan sejenisnya.
Dasar-dasar
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih
yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai
konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari
keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa
dan negara
4. Memelihara dan membesarkan anaknya.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi anak kelak.
“ Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak
ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya
dan dari anggota keluarga lain.”(amir daien indrakusuma,1973,)
C. Fungsi
lingkungan keluarga
Pendidikan
keluarga ini berfungsi :
1. Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin
kehidupan emisional anak
3. Menanamkan
dasar pendidikan moral
4. Memberikan
dasar pendidikan sosial
5. Meletakan
dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
3.3 LINGKUNGAN
SEKOLAH
A. Pengertian
Lingkungan Sekolah
Pendidikan
sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara
teratur,sistematis,bertingkat,dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan
ketat.(mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi).
Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang .untuk melaksanakan pendidikan.
Seperti telah dikemukakan bahwa karena kemajuan jaman, keluarga tidak mungkin
lagi memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin maju
suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi
muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakatnya itu.
Sekolah sebagai
institusi resmi dibawah kelolaan pemerintah, menyelenggarakan kegiatan
pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, sistematis, oleh para pendidik
profesional dengan program yang dituangkan kedalam kurikulum untuk jangka waktu
tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang pendidikan
tertentu.
“Ada beberapa karakteristik proses
pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Pendidikan
diselenggarakan secara khusus
2. Usia
anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3. Waktu
pendidikan relatif lama sesuai program pendidikan yang harus diselesaikan.
4. Materi
atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5. Adannya
penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa
yang akan datang.”(wens tanlain,dkk,1989)
B. Tanggung
Jawab Lingkungan sekolah
Sebagai pendidikan yang bersifat
formal, sekolah menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas- asas tanggung
jawab berikut.
a. Tanggung
jawab formal kelembagaan sesuai fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut
ketentuan- ketentuan yang berlaku, dalam hal ini undang-undang pendidikan;UUSPN
Nomor 20 Tahun 2003.
b. Tanggung
jawab keilmuan berdasarkan bentuk,isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang di
percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
C. Peranan
dan Fungsi Lingkungan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga
yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar
serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarganya.
Peranan sekolah dalam pendidikan
menurut suwarno (ramayulis,2002) adalah :
1. Memberikan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Fungsi sekolah yang lebih penting
sebenarnya adalah menyampaikan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan.
2. Sosialisasi
Sekolah mempunyai peranan yang penting
di dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi
makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat.
3.4 LINGKUNGAN
MASYARAKAT
A. Pengertian
lingkungan masyarakat
Masyarakat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang menepati suatu daerah,diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuain dan sadar akan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis
kehidupannya(sutari imam bernadip,1986)
Masyarakat juga
diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupansosial dengan tata nilai dan tata
budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan,
medan kehidupan manusia yang majemuk (plural: suku, agma, kegiatan kerja,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya). Manusia berada
dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat.”(mohammad
nor syam,1988)
kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat
ditinjau dari 3 segi, yakni :
a. Masyarakat
sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak
dilembagakan
b. Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak
langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif .
c. Dalam
masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan.
B. Fungsi
dan peran lingkungan masyarakat
Fungsi masyarakat sebagai pusat
pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat beserta
sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya .
Peran masyarakat itu antara lain
menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan
pendidikan non pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana
dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa peran dari
masyarakat terhadap pendidikan
1. Masyarakat
berperan serta dalam mendirikan sekolah
2. Masyarakat
berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
3. Masyarakatlah
yang ikut menyediakan tempat pendidikan .
4. Masyarakatlah
yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.
5. Masyarakatlah
sebagai sumber pelajaran atau laboratorium untuk belajar .disamping buku-buku
pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali, antara lain
seperti aspek alami industri, perumahan, transportasi,dan sebagainya.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa
peran masyrakat sangatlah besar terhadap pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lingkungan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap kepribadian anak. Faktor eksternal terdiri dari 2 macam
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Lingkungan
sosial yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan lingkungan non sosial
yaitu sarana dan prasarana.
Pengaruh lingkungan terhadap
kepribadian tidak hanya dari lingkungan sosial tetapi dari lingkungan nonsosial
yang membuat mental anak didik terarah dari pengaruh lingkungan nonsosial. Dan
usaha yang di lakukan untuk mengatasi dampak negatif terhadap kepribadian anak
yang bersumber dari keluarga, karena anak lebih banyak menghabiskan waktu
bersama keluarga.
4.2 Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan
dengan metode studi pustaka penuluis menyarankan untuk Pembaca Agar mempermudah
keluarga untuk membentuk kepribadian anak sebaiknya keluarga mempunyai
cara-cara tersendiri sebagai upaya membentuk kepribadian anak dengan baik
seperti menggunakan kalimat yang positif untuk membangun harga diri anak,
membangun emotional intelligence dengan menggunakan media musik,
mendorong anak untuk membangun keterampilan berpikir, menghargai keunikan
masing-masing anak, mengembangkan rasa percaya dirinya, memberi dorongan kepada
hal-hal yang positif dan lain sebagainnya.
Hal-hal ini sangat bepengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak hal
terkecil apapun yang kita lakukan walaupun terlihat sepele namun tetap dapat
memepengaruhi sikap dan perilaku seorang anak maka dari itu sikap dan perilaku
keluarga pun harus lebih baik lagi agar pembentukan kepribadian anak akan
mendapatkan hasil yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.
2009. Dasar-Dasar ilmu pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Umar
Tirtarahardja & S.L La Sulo. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Fuad Ihsan.
2002. Dasar-Dasar Kependidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.
M, Taufik.
2013. Pengantar Pendidikan. Bandung : CV. Mujahid Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar