Rabu, 07 Oktober 2015

  




DALAM DIAM AKU MENCINTAIMU

“Ra, kamu tau nggak. Rindra anak cowok kelas sebelah?” tanya Dara padaku sambil menikmati jus pesananya di kantin sekolah. Saat itu memang jam istirahat.Aku menghentikan aktifisas mengaduk – aduk kuah bakso pesanannku. Menoleh kearah Dara lurus. Rindra?. Tentu saja aku kenal. Itu cowok kan yang selama ini aku taksir diam – diam.Ya aku suka dengnnya kurang lebih sejak pertama kali kenaikan kelas. Tapi kenapa tiba – tiba Dara menanyakannya?.“Kayaknya aku naksir deh sama tu anak”.“Uhuk uhuk” Aku yang baru memasukan sesuap kuah bakso kontan langsung tersedak mendengar kalimat lanjutan yang keluar dari mulut temanku barusan.
“Ah ni anak, kalau makan hati – hati donk” Kata Dara sambil menyodorkan segelas air putih kearahku yang langsung kuteguk habis.“Kamu bilang apa barusan?.Kamu naksir sama dia?” Tanyaku langsung. Tanpa menyadari nada aneh plus kaget dariku dengan santai Dara mengangguk.Aku hanya terdiam. Tiba – tiba nafsu makanku langsung menguap begitu saja. Bakso yang ada di hadapannku sama sekali sudah tak mampu menarik minatku lagi untuk memakannya. Pikiranku hanya satu, Sahabatku ternyata cinta pada orang yang aku sukai slama ini. Ya Allah  ,,....
Setelah membereskan buku – buku, aku segera melangkah pulang. Teriakan Dara yang memintaku untuk berbarengan sama sekali tidak ku hiraukan. Kali ini moodku benar – benar memburuk. Sambil melamun aku terus melangkah sampai tanpa sadar tubuhku bertabrakan dengan seseorang yang kebetulan baru muncul dari pintu kelas sebelah yang aku lewati. Sepertinya cowok itu tadi juga melangkah tanpa melihat – lihat karena sibuk membalas sms dari hape nya yang kini sudah tergeletak berhamburan di lantai.
“Aduh,maaf, maaf. Aku nggak sengaja” Kataku sambil berjongkok mengambil bagian – bagian benda mungil yang bernasip tidak beruntung itu.
“Yah, hape ku. Rusak donk” Keluh cowok itu yang membuatku merasa tidak enak. Dan betapa terkejut nya aku saat menyadari kalau cowok yang berdiri tepat di hadapanku itu ternyata Rindra. Cowok yang selama ini aku taksir.“Maaf, aku tadi beneran nggak sengaja. Tapi coba bentar aku liat” kataku sambil mengulurkan tangan dan meminta Rindra untuk menyerahkan batray hape yang berada di tangannya.

Beberapa menit kemudian hape itu sudah kembali terpasang seperti semula. Dengan hati – hati ku coba untuk menyalakannya. Setelah menunggu beberapa saat barulah benda mungil itu menyala. Dan untung saja sepertinya masih berfungsi dengan baik sehingga aku merasa sedikit lega dan langsung menyerahkan pada pemiliknya.
“Ra ?” Pertanyaan bernada bingung sekaligus kaget meluncur dari mulut Rindra yang sepertinya memang baru menyadari siapa yang menabraknya karena tadi perhatiannya hanya terpusat pada hapenya. Sementara aku sendiri seperti orang bodoh hanya yang hanya menganggukan kepala sambil tersenyum simpul dan salah tingkah. Hei, bukankah kebanyakan orang akan terlihat bodoh bila bersama orang yang di sukainya. Dan sepertinya aku juga termasuk kedalam katagori orang – orang tersebut !.
“Drrrtt...”Getaran hape di tangan Rindra mengagetkannya. Mataku hanya memperhatikan raut wajah Rindra yang mengerakan jarinya dengan lincah. Mengetikan kata yang aku sendiri tidak tau apa.“Maaf ya aku pamit duluan” Pamit Rindra sambil berlalu. Dan lagi – lagi aku hanya membalasnya dengan anggukan. Barulah setelah bayangan cowok itu hilang dari pandangan, aku menyesal karena aku sedari tadi tidak berkutik. Hilang sudah kesempatan untuk mengenal cowok itu lebih jauh.
***

Keesokan harinya, begitu jam istirahat bukannya kekantin seperti biasa aku justru ke perpustakaan. Ada buku yang harus aku cari. Setelah mendapakan buku yang aku cari, aku segera melangkah menuju kearah meja. Beberapa menit kemudian aku hanyut kedalam buku yang ku baca. Mengerjakan tugas yang harus aku selesaikan secepatnya. Karena keasikan aku sama sekali tidak menyadari orang – orang disekelilingku sekarang.

Begitu tugasku semuanya selesai, aku segera bangkit berdiri. Pada saat bersamaan seseorang yang sedari tadi duduk di sebelahku juga berdiri. Hampir saja aku terjungkal jatuh karena kaget saat menyadari Rindra yang sedang menatapku lurus.
“Asik banget kayaknya. Sedari tadi aku disini sampe nggak nyadar”.
“He?” aku menyerngit bingung. Sementara Rindra sendiri hanya angkat bahu sambil tersenyum kemudian segera berlalu.

Seolah baru menyadari sesuatu setengah berlari aku menyusul Rindra keluar perpustakaan.
“Rindra tunggu , mmm katanya Dara kamu lagi naksir cewek, siapa?” tanyaku tidak mampu menahan rasa ingin tau.

Untuk sejenak Rindra menarik nafas perlahan. Sambil tersenyum ia menatap kearahku yang terlihat sedikit gelisah menanti jawabannya.
“Kamu yakin pengen tau”.Walau tidak yakin aku benar – benar ingin tau, namun tak urung aku mengangguk. “Kamu”. Ucap Rindra pelan.“Ha?” Betapa kagetnya aku. Asli nggak percaya dengan apa yang kudengar barusan. “ Ya Allah jika memang benar dia jodohku maka dekatkanlah, tetapi jika dia bukan jodohku maka berilah jodoh yang terbaik untuk kami berdua.. “ ucapku dalam hati.
“Kamu. Orang yang kusukai” Rindra menegaskan kalimatnya dengan santai.

Aku terdiam dan masih tidak percaya. “ iya aku suka, bahkan aku juga cinta sama kamu Ra”. Rindra mempertegasnya lagi. Kutatap Rindra yang kini berdiri tepat di hadapanku dengan senyum yang menghiasi bibir nya. Dan pada detik berikutnya senyuman yang sama juga menghiasi bibirku.
“Aku juga suka sama kamu”.

Dan kali ini senyuman lebar benar – benar menghiasi Bibir keduanya. Dan sebenarnya Cinta memang selalu indah pada waktunya bukan? 

End?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar