Selasa, 12 Januari 2016

AWAL BERDIRINYA KESULTANAN BANTEN

AWAL BERDIRINYA KESULTANAN BANTEN

1. KEADAAN BANTEN SAMPAI AWAL ABAD KE 16

Pada jaman plestosin yang berlangsung antara 3000000-10000 SM, pulau jawa, sumatra dan kalimantan menjadi satu dataran dengan Asia. Ini terjadi karna adanya pembekuan air laut dan pengangkatan daratan. Masa inilah yang diduga sebagai masa penyebaran penduduk di Indonesia.

Baru setelah adanya perubahan iklim yang diikuti dengan pencairan es, pulau –pulau tersebut menjadi terpisah . Selat Sunda yang dulunya berupa sungai besar , berubah menjadi selat. Dengan diketemukannya singkapan endapan tanah plestosin di Banten , maka diyakini bahwa daerah tersebut muncul satu masa dengan munculnya benua Asia (Sartono ,1975a:33).

Sejak zaman batu muda daerah Banten sudah ditempati oleh manusia. Hal ini dapat dilihat setelah ditemukannya berbagai bentuk perhiasan yang terbuat dari batu halus .Gelang, cincin, anting –anting dan sebagainya yang terbuat dari batu chalcedon ditemukan di pantai Tanara , Serang, Pandeglang dan Jasinga (Halwany,1981:23)

Demikian juga sisa kebudayaan megalitik tua (4500-2500 SM) seperti menhir di lereng Gunung Karang Pandeglang , dolmen dan patung-patung simbolis dari desa Sanghiyang Dengdek Menes , kubur tempayan di Anyer, kapak batu di Cigeulis ,batu bergores di Ciderasi desa Palanyar Cimanuk, dan sebagainya (Sukendar,1976:1-6).

Penggunaan alat-alat kebutuhan dari perunggu yang dikenal dengan kebudayaan Dong Son (500-300 SM) juga mempengaruhi penduduk Banten .Hal ini terlihat dengan ditemukannya beberapa kapak corong terbuat dari perunggu di daerah Pamarayan, Kopo, Pandeglang, Cikupa, Cipari dan Babakan Tangerang.


2. MASUKNYA ISLAM KE BANTEN

Islam adalah agama yang mula-mula tumbuh di jazirah Arab, tepatnya di kota mekkah. Disampaikan oleh seorang rosul yang bernama muhamad yang lahir pada tahun 570 M.

Semula agama ini hanya dipeluk oleh sekelompok kecil saja bahkan karena tekanan –tekanan dari pembesar negri, Muhamad dan pengikutnya pada tahun 622M hijrah (pindah) ke Madinah . Tapi tidak lama kemudian yakni tahun 630 M , kota Mekkah dapat dikuasainya bahkan seluruh jazirah Arab bernaung di bawah benderah Islam.
Muhamad wafat pada tahun 632 M. Penggantinya sebagai khalifah adalah sahabatnya Abubakar, kemudian Umar dan Ali bin Abi Thalib .

Pada masa kekhalifahan Abubakar Umar, terjadilah perluasan daerah kekuasaan negara Islam. Damsyik dikuasai pada tahun 629,Syam dan Irak pada tahun 637, Mesir
Terus sampai ke Maroko pada tahun 645. Demikian juga Persi (646), samarkand (680), dan seluruh Andalusia (719). Sehingga pada tahun 732, kekuasaan negara Islam telah membentang dari teluk Biskaya di sebelah Barat hingga ke Turkestan (Tiongkok) dan India. (Paradisastra,1981:8-9).

Sejalan dengan perkembangan daerah kekuasaan negara Islam, perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnyapun maju dengan pesat. Kapal –kapal dagang islam dari bangsa Arab dan Turki telah biasa berniang ke Afrika utara, India,Malaka sampai ke Cina demikian juga Eropa Sehingga dikataka bahwa pada abad 1X tidak ada kapal bangsa asing lain yang ada di jalur yang menghubungkan Eropa dan Cina selain pedagang yang beragama Islam ( Agus Salim,1962:10). Mereka itulah yang membawa barang dagangan dari daerah Timur (Asia) ke Barat (Eropa).

Jalur perajaran ke daerah Timur itu di sebutkan sebagai berikut:

Sesudah menyusuri pantai semenanjung India sampai ke Quilondi Malabar kemudian terus ke Ceylon. Dari sana terus keujung sumatra ( Aceh) dan dengan melalui Selat Malaka sampailah ke Palembang. Selanjutnya menyusuri pantai utara pulau jawa. Setelah singgah dibeberapa pelabuhan disana, mereka kembali lagi dengan melalui jalan yang sama sampai di Kamboja. Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pantai Cochinchina sampai ke pesisir negri Cina. ( Agus Salim, 1962: 10-23).
Disamping berdagang, merekapun aktif menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk negri yang mereka singgahi sebagai kewajiban setiap muslim. Dengan cara demikian maka pada abad ke VII , sudah banyak penduduk negri cina yang beragama Islam (bukhari, 1971: 10). Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Mesjid Chee Lin Se dan mesjid Kwang Tah Se di Kanton pada masa Dinasti Tang ( 618-905). (Tien Ying Ma,1979:29)

Demikian pula dengan kepulauan Nusantara.Pada abad V11 dan V111, agama Islam sudah banyak dianut oleh penduduk pribumi di Nusantara (Tjandrasasminta,1981:362). Untuk hal itu banyak didapat bukti-bukti sejarah yang tidak dapat diingkari (Ambary,1981:522).

Sejak masa Sriwijaya, Kediri,Daha, janggala dan Majapahit sudah ada kelompok-kelompok umat Islam terutama di negara pesisir. (Hasil Seminar Masuknya Islam ke Indonesia, 1963). Bahkan pada tahun 840, umat Isalam di Peureulak (Aceh) sudah dapat mendirikan satu kerajaan Islam dengan sayid maulana sebagai raja pertamanya (Ambary,1981:522).

Banten yang pada abad V sudah menjadi pelabuhan ramai yang dikunjungi oleh pedagang-pedagang internasional, tidaklah terlepas dari keadaan di atas. Pedagang-pedagang atau bahkan mubalig-mubalig dari Arab, Cina ataupun India dan Peureulak singgah di Banten dan mengajarkan agama rosul di sana. Walaupun belum didapatkan data arkeologis yang menunjang, tapi tidak mustahil di Banten pun kegiatan penyebaran Islam sudah dimulai sejak abad V11 atau V111 M, untuk hal ini perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Yang pasti, sewaktu Sunan Ampel Denta pertama datang ke Banten, sudah didapatinya banyak penduduk yang beragama Islam. (purwaka, tt:20). Demikian juga disana sudah berdiri satu masjid di Pecina dan kemudian diperbaiki oleh Syarif Hidayatungllah (Halwany,1984b:9).

Dalam “Purwaka Caruban Nagari” di ceritakan bahwa Syarif Hidayatullah beserta 98 orang muridnya dari cirebon , berusaha meng-islamkan penduduk di Banten Ilir. Dengan kebesaran dan ketekunan, banyaklah yang mengikuti jejak Syarif Hidayatullah. Bahkan bupati Banten dan sebagian besar rakyatnya memeluk agama Islam. Karena tertarikakan budipekerti dan ketinggian ilmunya, Syarif Hidayatullah dinikahkan dengan adik perempuan Bupati yang bernama Nhay Kawunganten. Dari pernikahan ini Syarif Hidayatullah dikaruniai dua anak yang diberinya nama pangeran Hasanuddin (pangeran sabakingkin) dan Ratu Winaon.

Karena panggilan uwaknya pangeran Cakrabuana, Syarif Hidayatullah berangkat ke Cirebon. Di sana ia dingkat menjadi tumenggung yang memerintahdaerah Cirebon, menggantikan uwaknya yang sudah tua. Syarif Hidayatullah kemudian digelari Sunan jati. Ada pun tugas penyebaran islam di Banten di serahkan pada anaknya Pangeran Hasanudin. Dengan ketekunan dan kesungguhan dan kelembutan hati usaha Pangeran Hasanudin ini membuahkan hasil yang menakjubkan. Diceritakan bahwa di antara yang memeluk agama islam adalah 800 orang pertapa/ resi dengan sebagian besar pengikutnya. (Arnold, 1981:335). Sehingga di Banten telah terbentuk satu masyarakat Islam di anara penduduk pribumiyang masih memluk ajaran nenek moyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar