AWAL BERDIRINYA KESULTANAN BANTEN
1. KEADAAN BANTEN SAMPAI AWAL ABAD KE 16
Pada jaman plestosin yang berlangsung antara 3000000-10000 SM, pulau
jawa, sumatra dan kalimantan menjadi satu dataran dengan Asia. Ini
terjadi karna adanya pembekuan air laut dan pengangkatan daratan. Masa
inilah yang diduga sebagai masa penyebaran penduduk di Indonesia.
Baru setelah adanya perubahan iklim yang diikuti dengan pencairan es,
pulau –pulau tersebut menjadi terpisah . Selat Sunda yang dulunya berupa
sungai besar , berubah menjadi selat. Dengan diketemukannya singkapan
endapan tanah plestosin di Banten , maka diyakini bahwa daerah tersebut
muncul satu masa dengan munculnya benua Asia (Sartono ,1975a:33).
Sejak zaman batu muda daerah Banten sudah ditempati oleh manusia.
Hal ini dapat dilihat setelah ditemukannya berbagai bentuk perhiasan
yang terbuat dari batu halus .Gelang, cincin, anting –anting dan
sebagainya yang terbuat dari batu chalcedon ditemukan di pantai Tanara ,
Serang, Pandeglang dan Jasinga (Halwany,1981:23)
Demikian juga sisa kebudayaan megalitik tua
(4500-2500 SM) seperti menhir di lereng Gunung Karang Pandeglang ,
dolmen dan patung-patung simbolis dari desa Sanghiyang Dengdek Menes ,
kubur tempayan di Anyer, kapak batu di Cigeulis ,batu bergores di
Ciderasi desa Palanyar Cimanuk, dan sebagainya (Sukendar,1976:1-6).
Penggunaan
alat-alat kebutuhan dari perunggu yang dikenal dengan kebudayaan Dong
Son (500-300 SM) juga mempengaruhi penduduk Banten .Hal ini terlihat
dengan ditemukannya beberapa kapak corong terbuat dari perunggu di
daerah Pamarayan, Kopo, Pandeglang, Cikupa, Cipari dan Babakan
Tangerang.
2. MASUKNYA ISLAM KE BANTEN
Islam adalah
agama yang mula-mula tumbuh di jazirah Arab, tepatnya di kota mekkah.
Disampaikan oleh seorang rosul yang bernama muhamad yang lahir pada
tahun 570 M.
Semula agama ini hanya dipeluk oleh sekelompok kecil
saja bahkan karena tekanan –tekanan dari pembesar negri, Muhamad dan
pengikutnya pada tahun 622M hijrah (pindah) ke Madinah . Tapi tidak lama
kemudian yakni tahun 630 M , kota Mekkah dapat dikuasainya bahkan
seluruh jazirah Arab bernaung di bawah benderah Islam.
Muhamad wafat pada tahun 632 M. Penggantinya sebagai khalifah adalah sahabatnya Abubakar, kemudian Umar dan Ali bin Abi Thalib .
Pada
masa kekhalifahan Abubakar Umar, terjadilah perluasan daerah kekuasaan
negara Islam. Damsyik dikuasai pada tahun 629,Syam dan Irak pada tahun
637, Mesir
Terus sampai ke Maroko pada tahun 645. Demikian juga Persi
(646), samarkand (680), dan seluruh Andalusia (719). Sehingga pada
tahun 732, kekuasaan negara Islam telah membentang dari teluk Biskaya di
sebelah Barat hingga ke Turkestan (Tiongkok) dan India.
(Paradisastra,1981:8-9).
Sejalan dengan perkembangan daerah
kekuasaan negara Islam, perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnyapun maju
dengan pesat. Kapal –kapal dagang islam dari bangsa Arab dan Turki
telah biasa berniang ke Afrika utara, India,Malaka sampai ke Cina
demikian juga Eropa Sehingga dikataka bahwa pada abad 1X tidak ada kapal
bangsa asing lain yang ada di jalur yang menghubungkan Eropa dan Cina
selain pedagang yang beragama Islam ( Agus Salim,1962:10). Mereka itulah
yang membawa barang dagangan dari daerah Timur (Asia) ke Barat (Eropa).
Jalur perajaran ke daerah Timur itu di sebutkan sebagai berikut:
Sesudah
menyusuri pantai semenanjung India sampai ke Quilondi Malabar kemudian
terus ke Ceylon. Dari sana terus keujung sumatra ( Aceh) dan dengan
melalui Selat Malaka sampailah ke Palembang. Selanjutnya menyusuri
pantai utara pulau jawa. Setelah singgah dibeberapa pelabuhan disana,
mereka kembali lagi dengan melalui jalan yang sama sampai di Kamboja.
Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pantai Cochinchina
sampai ke pesisir negri Cina. ( Agus Salim, 1962: 10-23).
Disamping
berdagang, merekapun aktif menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk
negri yang mereka singgahi sebagai kewajiban setiap muslim. Dengan cara
demikian maka pada abad ke VII , sudah banyak penduduk negri cina yang
beragama Islam (bukhari, 1971: 10). Hal ini dibuktikan dengan
dibangunnya Mesjid Chee Lin Se dan mesjid Kwang Tah Se di Kanton pada
masa Dinasti Tang ( 618-905). (Tien Ying Ma,1979:29)
Demikian
pula dengan kepulauan Nusantara.Pada abad V11 dan V111, agama Islam
sudah banyak dianut oleh penduduk pribumi di Nusantara
(Tjandrasasminta,1981:362). Untuk hal itu banyak didapat bukti-bukti
sejarah yang tidak dapat diingkari (Ambary,1981:522).
Sejak masa
Sriwijaya, Kediri,Daha, janggala dan Majapahit sudah ada
kelompok-kelompok umat Islam terutama di negara pesisir. (Hasil Seminar
Masuknya Islam ke Indonesia, 1963). Bahkan pada tahun 840, umat Isalam
di Peureulak (Aceh) sudah dapat mendirikan satu kerajaan Islam dengan
sayid maulana sebagai raja pertamanya (Ambary,1981:522).
Banten
yang pada abad V sudah menjadi pelabuhan ramai yang dikunjungi oleh
pedagang-pedagang internasional, tidaklah terlepas dari keadaan di atas.
Pedagang-pedagang atau bahkan mubalig-mubalig dari Arab, Cina ataupun
India dan Peureulak singgah di Banten dan mengajarkan agama rosul di
sana. Walaupun belum didapatkan data arkeologis yang menunjang, tapi
tidak mustahil di Banten pun kegiatan penyebaran Islam sudah dimulai
sejak abad V11 atau V111 M, untuk hal ini perlu adanya penelitian yang
lebih lanjut. Yang pasti, sewaktu Sunan Ampel Denta pertama datang ke
Banten, sudah didapatinya banyak penduduk yang beragama Islam. (purwaka,
tt:20). Demikian juga disana sudah berdiri satu masjid di Pecina dan
kemudian diperbaiki oleh Syarif Hidayatungllah (Halwany,1984b:9).
Dalam
“Purwaka Caruban Nagari” di ceritakan bahwa Syarif Hidayatullah beserta
98 orang muridnya dari cirebon , berusaha meng-islamkan penduduk di
Banten Ilir. Dengan kebesaran dan ketekunan, banyaklah yang mengikuti
jejak Syarif Hidayatullah. Bahkan bupati Banten dan sebagian besar
rakyatnya memeluk agama Islam. Karena tertarikakan budipekerti dan
ketinggian ilmunya, Syarif Hidayatullah dinikahkan dengan adik perempuan
Bupati yang bernama Nhay Kawunganten. Dari pernikahan ini Syarif
Hidayatullah dikaruniai dua anak yang diberinya nama pangeran Hasanuddin
(pangeran sabakingkin) dan Ratu Winaon.
Karena panggilan uwaknya
pangeran Cakrabuana, Syarif Hidayatullah berangkat ke Cirebon. Di sana
ia dingkat menjadi tumenggung yang memerintahdaerah Cirebon,
menggantikan uwaknya yang sudah tua. Syarif Hidayatullah kemudian
digelari Sunan jati. Ada pun tugas penyebaran islam di Banten di
serahkan pada anaknya Pangeran Hasanudin. Dengan ketekunan dan
kesungguhan dan kelembutan hati usaha Pangeran Hasanudin ini membuahkan
hasil yang menakjubkan. Diceritakan bahwa di antara yang memeluk agama
islam adalah 800 orang pertapa/ resi dengan sebagian besar pengikutnya.
(Arnold, 1981:335). Sehingga di Banten telah terbentuk satu masyarakat
Islam di anara penduduk pribumiyang masih memluk ajaran nenek moyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar