Cara Mendidik Anak Untuk Meminta Maaf
Meminta maaf membantu anak untuk belajar berjiwa besar dan
bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan meminta
maaf, dapat membantu anak untuk mengenali dirinya, menjalin hubungan baik
antara anak tersebut dan temannya dan memberikan pengajaran untuk empati dan
bertanggung jawab pada tindakannya. Sebelum seorang anak bisa menyesali
perbuatannya, ia harus mengerti bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Cara mendidik anak untuk meminta maaf dapat dimulai dari kebiasan keluarga. Bila
orang tua telah bertindak salah, orang tua harus berani mengakuinya. Hal ini
untuk mengajarkannya secara langsung sikap yang harus dilakukannya ketika
seorang anak melakukan kesalahan. Orang tua juga meminta maaf ketika bereaksi
berlebihan, gunakan kata-kata yang bisa dicontohnya. Berkata maaf kepada
anak bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan untuk membentuk pribadinya.
Dengan contoh nyata, maka anak akan lebih terbiasa dengan spontan untuk meminta
maaf ketika kesalahan dilakukannya.
Mendidik anak untuk belajar meminta maaf sebaiknya dilakukan
sejak dini, untuk menjadikannya kebiasaan baik. Kenalkan pada usia balita,
sehingga ketika anak berinteraksi dengan teman sebayanya sudah dapat
mengimplementasi kebiasaan meminta maaf ketika anak melakukan kesalahan.
Bagi anak di bawah dua tahun, fokuslah pada penegakan
peraturan. Jika anak patuh pada peraturan, ia bisa menghindari kesalahan dan
jarang harus meminta maaf dan dengan mudah orang tua bisa mengajarkan cara
meminta maaf.
Anak usia tiga sampai lima tahun sudah perlu mengerti arti
penting permintaan maaf. Jelaskan dengan sederhana bahwa kita harus meminta
maaf ketika kita menyakiti atau mengganggu orang lain.
Menginjak usia enam tahun, anak sudah punya kepekaan terhadap
sesuatu yang benar dan salah. Tapi bukan berarti meminta maaf menjadi sesuatu
yang mudah bagi anak usia 6 tahun. Ketika mereka melakukan kesalahan, biasanya
mereka tidak mengakui kesalahan.
Ketika anak melakukan kesalahan seperti mengambil mainan
teman sebayanya dan menyebabkan temannya menangis, orang tua dapat mengajarkan
dengan menjelaskan terlebih dahulu kemudian menyuruh anak tersebut untuk
meminta maaf dengan cara menyalami tangan temannya.
Ketika dua anak terlibat konflik dan sulit mengetahui siapa
yang harus meminta maaf. Orang tua harus menjelaskan bahwa mereka tidak harus
selalu berbuat kesalahan untuk meminta maaf. Hal itu membantu anak menenangkan
diri, memperbaiki kekecewaan, dan kembali melanjutkan permainan.
Meminta maaf dan memaafkan perlu terjadi setelah seseorang
melakukan pertengkaran. Untuk kebiasaan pertengkaran sehari-hari, orang tua
memberitahu anaknya agar berdamai dengan siapa saja ketika melakukan
pertengkaran. Meskipun sebenarnya tidak perlu ada adegan permintaan maaf secara
resmi, akan tetapi meminta maaf tanpa dimaafkan adalah proses yang tidak
lengkap. Untuk perdamaian yang nyata maka harus ada kata-kata lain seperti
mengatakan “tidak apa-apa” atau “Aku memaafkanmu”.
Ketika anak bersendawa, cegukan, dan buang gas
kemudian terdengar oleh orang tua, maka orang tua harus mengajarinya untuk
meminta maaf. Ajarkan anak-anak bahwa hal tersebut akan mengurangi kesopanan di
dalam lingkungan masyarakat. Sehingga meminta maaf tidak saja pada
kesalahan yang dilakukannya, akan tetapi pada hal kecil yang mengganggu kondisi
orang lain. Dengan demikian anak akan mengerti kapan ia harus meminta maaf.
Beberapa anak belajar meminta maaf karena paksaan dari kedua
orang tuanya. Sebenarnya orang tua tidak bisa memaksa anak untuk meminta maaf,
karena ketika anak meminta maaf harus dengan perasaan tulus. Hal yang harus
dilakukan adalah dengan mengarahkan dan menjelaskan permasalahannya sehingga
anak mampu memberikan perasaan yang tulus ketika meminta maaf. Sebagai orang
tua, pasti ingin mengajarkan empati kepada anak. Ini bagian dari mengajarkan
kepada mereka bahwa mereka memiliki dampak pada dunia mereka dan orang-orang di
sekitar mereka.
Bila anak sulit untuk meminta maaf terhadap kesalahan yang
telah dilakukannya, orang tua dapat menjelaskan bahwa dengan meminta maaf akan
mendekatkan hubungan pertemanan dengan siapapun, termasuk dengan teman-teman
sebayanya. Memiliki banyak teman berarti anak diterima dengan baik di dalam
lingkungannya. Dengan demikian anak dapat menyadari bahwa keberadaan teman sangat
diperlukan dalam lingkungannya.
Referensi:
https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengajari-si-kecil-minta-maaf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar