Masyarakat Baduy dan Alam
Masyarakat Baduy
memiliki kepercayaan bahwa alam adalah salah satu titipan Yang Maha Kuasa, yang
harus dijaga dan dilestarikan. Walaupun dalam kehidupannya mereka bergantung
pada alam, tetapi mereka sangat menghargai dan mengerti bagaimana cara menjaga
dan melestarikan alam. Berikut ini adalah beberapa cara masyarakat Baduy dalam menjaga
dan melestarikan alam dalam kehidupannya.
1. Rumah
Rumah masyarakat
Baduy dibuat dengan menggunakan bambu dan kayu. Untuk ikatan penyatunya mereka
menggunakan ijuk dan rotan. Dinding rumahnya dibuat dari anyaman bambu,
sedangkan untuk lantainya mereka menggunakan kulit luar bambu yang dijajarkan.
Untuk atap rumahnya mereka menggunakan daun kelapa dan palem.
Apabila tanahnya
tidak rata akan dibiarkan apa adanya, mereka tidak merubah sedikitpun tanah itu.
Tetapi tiang rumah mereka yang harus disesuaikan dengan tanah tersebut.
Sehingga tiang rumah mereka tidak sama panjang untuk menyesuaikan dengan tanah.
2. Sungai
Masyarakat Baduy
tidak pernah menggunakan shampo, pasta gigi, bahkan sabun ketika mandi. Mereka
menggunakan batang pohon honje sebagai sabun, sedangkan untuk sikat gigi mereka
menggunakan serabut kelapa. Mereka juga tidak menggunakan detergen untuk
mencuci baju, hanya dengan digosok-gosokkan pada batu-batu di sungai. Karena
menurut mereka penggunaan sabun atau detergen akan membuat air menjadi
tercemar. Mereka hanya menggunakan abu gosok untuk mencuci alat-alat rumah
tangga seperti piring dan sendok. Karena abu gosok berasal dari sisa pembakaran
tumbuhan dan dipercaya tidak akan merusak alam.
3. Kayu
Bakar
Masyarakat Baduy
tidak pernah menebang pohon untuk digunakan sebagai kayu bakar. Kayu bakar yang
mereka gunakan untuk memasak adalah kayu-kayu yang sudah kering dan jatuh ke
tanah, atau kayu-kayu yang sudah dimakan rayap.
4. Cara
Berladang
Tidak hanya
dalam membuat rumah, dalam bidang pertanian pun masyarakat Baduy tidak mengubah
lahan dan cara berladangnya sangat sederhana. Mereka tidak mengolah lahan
dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam dengan tugal (bambu yang
diruncingkan).
5. Hemat
Energi
Masyarakat Baduy
tidak menggunakan listrik. Untuk penerangan, mereka menggunakan obor.
Penggunaan alat penerangan juga dibatasi hanya sampai jam 10 malam, kecuali jika
ada keperluan yang mendesak seperti buang air.
6. Jalan
Kaki
Masyarakat Baduy
tidak mengenal alat transportasi, karena menggunakan alat transportasi berarti
melanggar aturan adat. Oleh karena itu, jika mereka ingin bepergian sejauh
apapun akan dilakukan dengan berjalan kaki dan tanpa menggunakan alas kaki, walaupun
membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di tempat yang ingin mereka
datangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar