BILANGAN PECAHAN BIASA dan PECAHAN DESIMAL
Disusun oleh :
Kholilatun Hasanah (2227140950)
Kelas
:III C
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini membahas bilangan
pecahan dan pecahan desimal.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan matematika.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bilangan pecahan dan pecahan desimal. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan terutama
dalam pencarian data sebagai referensi dalam pembuatan makalah ini. Namun
dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Selain
itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya.
Seperti kata pepatah, “tak ada gading yang tak retak,” hasil yang telah penulis buat tidaklah
sesempurna apa yang diinginkan. Namun
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh
karena itu, kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………....................…….i.
|
|
DAFTAR
ISI…………………...................……………………………………….…ii
|
|
BAB
1
|
PENDAHULUAN
|
A. Latar Belakang……………....………………………………………..1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan
Masalah....................................................................................1
|
|
BAB
2
|
PEMBAHASAN
A Pengertian Pecahan................................................................................2
B.Pecahan Senilai.......................................................................................5
C.Operasi Pecahan......................................................................................7
D. Pecahan Desimal....................................................................................11
|
BAB 3
|
PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................19
|
B.Saran................………………………………………………....………19
Daftar
pustaka...........................................................................................20
|
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari
materi matematika yang dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar (SD).
Pembahasan materinya menitikberatkan pada
pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa maupun campuran .
Pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, konsep pecahan dan operasi
merupakan konsep yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Akan tetapi menurut
Muhsetyo, dkk (2004:3.32),
kenyataan di
sekolah dasar menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan memahami
pecahan dan operasinya, dan banyak guru Sekolah Dasar menyatakan mengalami
kesulitan untuk mengajarkan pecahan .Para guru cenderung menggunakan cara yang
mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat
dan diterapkan.
Pembelajaran secara mekanistik berdampak pada ketidakbermaknaan proses
belajar siswa karena matematika disajikan terpisah dari konteks yang bisa
dipahami siswa pada awal pembelajaran.Sehingga konsep matematika akan cepat
dilupakan oleh siswa dan siswa pun akan sulit menerapkan konsep tersebut.
b. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah adalah kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah.Adapun
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1.
Menjelaskan tentang
pecahan
2.
Menjelaskan
tentang operasi pecahan
3.
Menjelaskan
tentang pecahan desimal
c. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan
tentang pecahan
2.
Menjelaskan
tentang operasi pecahan
3.
Menjelaskan
tentang pecahan desimal
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PECAHAN
Bilangan
pecahan dapat diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan
juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu baru
disusul dengan penyebut. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara
pembilang dan penyebut harus disisipkan kata "per". Misalkan untuk
bilangan 3/5 maka kita dapat menyebutnya dengan "tiga per lima"
begitu juga dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per
empat" atau "seperempat"
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering membagi-bagikan makanan atau benda-benda
lain kepada anak, teman atau tetangga kita. Contohnya , jika kita akan
membagikan satu kue kepada 5 orang teman atau akan membagikan 10 buah semangka
kepada 4 orang teman.
Dari
contoh diatas agar pembagian kue dan semangka tersebut dapat dibagikan dan
masing-masing mendapatkan bagian yang sama timbulah bilangan pecahan.
Dari
gambaran diatas, bilangan pecahan dapat diperagakan atau ditunjukan sebagai
perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau
himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan . untuk
lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.
1. Pecahan
melambangkan perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap
keseluruhan benda tersebut.
Dengan kata lain suatu benda dibagi
menjadi beberapa bagian yang sama maka perbandingan setiap bagian tersebut
dengan keseluruhan bendanya menciptakan lambang dasar suatu pecahan.

Gambar
7.1 mewakili bilangan satu
![]() |
Gambar 7.2
merupakan pecahan ⅟2
2. 




Pecahan melambangkan
perbandingan himpunan bagian yang sama dari suatu himpunan terhadap keseluruhan
himpunan semula. Dengan kata lain suatu himpunan bagian yang sama maka
perbandingan setiap himpunan bagian yang sama itu terhadap keseluruhan himpunan
semula akan menciptakan lambang dasar suatu pecahan.






Gambar
7.5
Banyaknya
anggota dari himpunan A adalah 5








1.
Pembelajaraan
konsep pecahan pada siswa SD
Pada
bagian ini anda akan mempelajari tentang bagaimana cara menerangkan konsep
pecahan kepada siswa SD. Menerangkan konsep pecahan pada siswa SD hendaknya diawali
dengan mengunakan benda konkret, semi konkret, kemudian abstrak.
Berikut
beberapa alternatif pemilihan benda-benda konkret yang dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep pecahan.
a.
Benda konkret sebagai alat peraga
penanaman konsep pecahan
1)
Pemilihan benda yang ada pada lingkungan
siswa
Memilih benda-benda
yang ada dilingkungan anak untuk digunakan sebagai alat peraga dalam menanamkan
konsep pecahan pada anak SD sangat penting. Contoh, anda akan menerangkan
konsep pecahan dengan menggunakan buah-buahan, pilihlah buah-buahan yang ada
disekitar kehidupan anak, misalnya jeruk, semangka atau yang banyak terdapat
disekitar kehidupan siswa.
2)
Pilih benda yang mempunyai bentuk
teratur
Setelah anda menentukan
benda yang ada dilingkungan siswa, langkah berikutnya anda harus memilih benda
tersebut mempunyai bentuk teratur. Sebaiknya tidak menggunakan benda tiga
dimensi pada awal pengenalan konsep karena kesamaan bagian bagian itu tidak
dapat dikontrol siswa. Gunakanlah kertas, tali atau pita agar siswa dapat memeriksa
dengan mudah kesamaannya. Contoh benda konkret lain yang mempunyai bentuk
teratur misalnya seutas tali, selain mudah bagi anda dalam membagi-bagi menjadi
bagian bagian yang konguren sesuai dengan yang anda inginkan juga memudahkan
siswa dalam menentukan atau menyimpulkan apa yang kita berikan.
b.
Penggunaan benda semi konkret dalam
menerangkan konsep pecahan
Penggunaan benda semi
konkret dalam pembelajaran matematika selain mengantarkan anak kejenjang
pemikiran yang lebih tinggi juga memudahkan dan mengefektifkan proses
belajar-mengajar. Sebagai contoh penggunaan benda semi konkret dalam
pembelajaran pecahan sebagai berikut.:










![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
1 1 1 ⅟2 ⅟2
⅟2
2. macam – macam Pecahan
Pecahan
ada dua macam, yaitu pecahan murni atau sejati dan pecahan campuran
a. Pecahan
murni atau sejati
Pecahan murni atau
pecahan sejati adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya
dan pecahan itu tidak dapat disederhanakan lagi contoh ½ 1/3
5/7 11/15
b.
Pecahan campuran
Pecahan campuran, yaitu
pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dengan bilangan pecahan
murni/ sejati, misal 1½ , 25/9 , -58/17
.
B. PECAHAN SENILAI
Pecahan
senilai adalah pecahan-pecahan yang cara penulisannya berbeda, tetapi mempunyai
hasil bagi sama dan mewakili bagian atau daerah yang sama.
Perhatikan
gambar 6.5 berikut. Dari gambar tersebut kita yakn bahwa ¾ dan 9/12
adalah pecahan-pecahan senilai.
Karena mempunyai hasil bagi yang sama dan mewakili bagian atau daerah yang
sama.
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||








¼ ¼ ¼ ¾ 9/12
1.
Menentukan
pecahan senilai
Contoh diatas memperlihatkan bahwa ¾ =
9/12
¾ = ¾ x 1
¾ = ¾ x ¾
¾ = ¾ x ¾
¾ = 9/12 adalah senilai
Dari
contoh-contoh diatas dapat ditentukan aturan untuk menentukan pecahan
senilai yaitu x.

mengalikan
pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama atau mengalikan pecahan
tersebut dengan pecahan yang nilainya sama dengan satu.
2.
Cara
untuk mengecek dua pecahan yang senilai
Cara
mudah yang dilakukan adalah dengan perkalian silang kedua pecahan tersebut,
apabila hasil perkalian silang tersebut sama maka kedua pecahan tersebut
senilai
a/b
= c/d, jika a x d = b x c
a/b
x c/d
untukmengajarkan
kepada murid tentang pecahan, perhatikan beberapa pendekatan mengajar berikut :
a. Garis
bilangan
Pecahan – pecahan dapat digambarkan pada
garis bilangan, pecahan – pecahan yang letaknya pada titik yang sama disebut
pecahan senilai.
b. Model
pembagian suatu bidang datar ( persegi panjang, lingkaran dan sebagainya)
Perhatikan gambar berikut ini, apabila
kita mempunyai 5 persegi panjang yang sama ukurannya. Contoh :
































3/6 4/8
Dari
gambar 7.10 terlihat bahwa ½ , 2/4 , 3/6 , dan 4/8 mewakili daerah yang sama .
hal ini berarti ½ , 2/4 , 3/6 , dan 4/8 adalah pecahan – pecahan yang senilai.
c. Mengalikan
atau membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama
Contoh
7.5
a.
3/5 = 3/5 x 3/5 = 15/25 maka 3/5 = 15/25
b.
18/24 = 18/24 : 6/6 = ¾ maka 18/24 = ¾
Jadi, pecahan a/b
+ c/d = (b, d ≠ 0 ) disebut pecahan
senilai jika dan hanya jika
ad = bc.
C.
OPERASI
PECAHAN
D. PENGERTIAN PECAHAN DESIMAL
Pada
kegiatan belajar 1 anda telah mengenal bentuk-bentuk pecahan seperti:

2
adalah pecahan campuran

Yang
semuanya termasuk dalam pecahan biasa. Bentuk lain dari pecahanadalah pecahan
desimal. Pecahan desimal menyatakan niolai tempat per puluhan
, per-ratusan
, per-ribuan
dan seterusnya.



Sebelum dijelaskan lebih lanjut, pahami
dahulu konsep pecahan adalah pecahan desimal. Dengan memperhatikan keterkaita
antara bilangan cacah, bilangan pecahan biasa dan pecahan desimal pada garis
bilangan.










0
2


























0 0,25 0,50 0,75 1,0 1,25 1,50 2
Jika
diperhatikan ketiga garis bilangan di atas, terlihat keterkaitannya antara
bilangan cacah, bilangan pecahan biasa, dan bilangan pecahan desimal, yaitu :



Jadi,
= 0,25 (cara menulis lain dari
adalah 0,25)


Untuk
memperkenalkan pecahan desimal kepada siswa SD perlu dipergunakan alat peraga.
Alat peraga yang akan dipergunakan adalah kartu nilai tempat. Perhatikan
gambar-gambar berikut:

Satu
unit kotak ini berniali satuan
Jika
satu kotak yang bernilai satuan dibagi 10 maka

Satu unit kotak ini bernilai persepuluhan
Jika satu kotak yang bernilai per-puluhan
dibagi 10 maka

Satu unit kotak ini
berniali per ratusan, dan seterusnya
Contoh:





















![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
Dinyatakan
2,35
![]() |
|||
![]() |
|||


![]() |
|
![]() |
Dinyatakan 1,04
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Dinyatakan
0,5
A.
MEMBACA BILANGAN DALAM PECAHAN DESIMAL
Pecahan
desimal mempunyai tiga bagian dalam cara penulisannya, yaitu:
1. Bilangan
di sebelah kiri tanda koma menyatakan bilangan bulatnya
2. Tanda
koma, sebagai pembatas
3. Bilangan
di sebelah kanan koma, menyatakan pecahannya
Contoh:
1. 0,48
dibaca “empat puluh delapan per-seratus”
2. 2,05
dibaca “dua lima per-seratus”
3. 13,123
dibaca “tiga belas seratus dua puluh tiga per-seratus”
4. 431,25
dibaca “empat ratus tiga puluh satu dua puluh lima per-seratus”
B.
MENGUBAH PECAHAN DESIMAL KE PECAHAN
BIASA DAN SEBALIKNYA
1. Mengenal
Tempat Desimal
Banyak angka di belakang koma pada
pecahan desimal menunjukkan tempat desimal.
Contoh:
a. 1,24
pecahan dalam dua nagka di belakang koma.
b. 32.103
pecahan dalam tiga angka di belakang koma
c. 0.0001
pecahan dalam empat angka di belakang koma.
2. Mengubah
Pecahan Desimal ke Pecahan Biasa
Mengubah
pecahan desimal ke pecahan biasa dapat mudah dilakukan karena angka di belakang
koma menunjukkan banyaknya angka nol pada penyebut pechan biasa.
Contoh:
ü 0,5
=
= 


ü 0,24
=
= 


ü 12,25
=12
= 12


3. Mengubah
Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal
Ada dua cara mengubah pecahan biasa ke
pecahan desimal, yaitu:
a. Mengubah
penyebut menjadi kelipatan 10
Contoh:
1).
= 0,2

2).
=
=
= 0,4



3).
=
=
=
= 0,008




4).
=
=
=
= 0,875




b.
Cara bersusun ke bawah
Contoh:
0,2



Maka
= 0,2

Biasanya cara bersusun kebawah
dipergunakan untuk mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal yang tidak dapat
dipergunakan dengan cara pertama (mengubah penyebut menjadi kelipatan 10)
C. PECAHAN
DESIMAL SENAMA
Dua
buah pecahan desimal dikatakan senama apabila kedua pecahan tersebut akan
menghasilkan nilai yang samajika pecahan tersebut diubah menjadi pecahan biasa.
Contoh:
1.
0,4 =
=


0,400 =
= 


Maka, 0,4 senama dengan 0,400 atau 0,4 = 0,400
2.
0,05 =
= 


0,050 =
= 


Maka, 0,05 senama
dengan 0,050 atau 0,05 = 0,050
Fungsi pecahan desimal
senama adalah untuk membandiingkan pecahan dan untuk melakukan operasi
penjumlahan atau pengurangan pada pecahan desimal.
Contoh:
1.
Urutkanlah bilangan desimal berikut dari
yang terkecil sampai yang terbesar
0,16 0,4 0,375
Dari ketiga bilangan,
banyaknya angka di belakang koma yang terbanyak adalah tiga. Maka, ubahlah
semuanya sampai menjadi tiga angka di belakang koma.
0,16 = 0,160 (konsep pecahan senama)
0,4 = 0,400 (konsep pecahan senama)
0,375 = 0,375
Setelah disamakan angka
dibelakang koma maka dapat dengan mudah ketiga bilangantersebut diurutkan,
yaitu:
0,160 0,375 0,400 atau
0,16 0,375 0,4
2.
Mengurutkan 0,9 0,85 0,23
Ubahlah ketiga bilangan
sampai dua angka dibelakang koma, yaitu:
0,9 = 0,90
0,85 = 0,85
0,23 = 0,23
Maka, ketiga bilanga
tersebut jika diurutkan adalah :
0,23 0,85 0,90 atau
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Bilangan pecahan dapat
diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut.
Pecahan ada dua macam,
yaitu pecahan murni atau sejati dan pecahan campuran
Sekarang kalian telah memiliki
materi atau bahan ajar yang cukup.Mulai dari pecahan itu seperti apa, penambahannya, pengurangnannya, perkaliannya serta pembagiannya.
Dengan mengetahui prinsipnya sekarang kalian sudah bisa mengembangkannya.
2.
Saran
Mengingat pentingnya pelajaran
Matematika karena Mtematika termasuk pelajaran yang di ujikan dalam Ujian
Nasional untuk itu penulis menyarankan bagi mereka yang mendapat nilai di
bawah KKM untuk:
a.
Siswa harus
rajin berlatih berhitung agar mendapat nilai yang maksimal.
b.
Berlatih mengerjakan
soal-soal.
c.
Selalu aktif
dalam pembelajaran Matematika.
d.
Mengerjakan
tugas yang di berikan dan rajin belajar.
Karena kita tidak ada ruginya dalam
belajar Matematika dan juga untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan
dan juga jika kita mau berlatih dan berusaha semua kata sulit
itu bisa di atasi, tingkatan prestasi dan belajar andadalam pelajaran
matematika.
s
DAFTAR
PUSTAKA
Karso,
dkk . Pendidikan Matematika . Jakarta :
Universitas Terbuka, 2009
http://web-matematik.blogspot.co.id/2012/09/operasi-penjumlahan-dan-pengurangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar